LG Incar Pendapatan Rp 1.200 Triliun pada 2030

SEOUL, - Perusahaan elektronik asal Korea Selatan, LG, menargetkan pendapatan 100 triliun won atau sekitar Rp 1.200 triliun pada 2030 mendatang.
Target jangka panjang ini merupakan salah salah bagian dari transofmasi bisnis perusahaan dan visi untuk tahun 2030.
LG sendiri saat ini sedang berubah haluan dan mulai merambah bisnis baru. LG yang semula hanya menggarap pasar Business to Consumer (B2C), kini mulai masuk ke pasar Business to Business (B2B).
Untuk mencapai target pendapatan tersebut, LG berambisi meraih "triple seven", yakni pertumbuhan bisnis dan laba operasi minimum 7 persen per tahun, serta EBITDA perusahaan dengan rasio 7.
Selain itu, LG juga menggelontorkan investasi sebesar 50 triliun won atau sekitar Rp 600 triliun, untuk menuntaskan transformasi bisnis perusahaan.
"Kami sedang melangkah ke level berikutnya. Kami tidak meninggalkan bisnis home appliances tetapi kami membawa ke level yang lebih tinggi dengan model bisnis yang berbeda," kata Lea Lee Global PR Leader Global Marketing Group (GMG) LG Electronics dalam acara LG Global Media Tour 2024, di Seoul, Korea Selatan.
LG yang semula dikenal sebagai produsen alat rumah tangga, ingin menjadi perusahaan penyedia solusi kehidupan yang lebih cerdas alias "Smart Life Solution Company".
Ada tiga aspek utama dalam strategi yang dikembangkan LG, yaitu bisnis B2B, bisnis berbasis platform, serta kecerdasan buatan.
Bisnis B2B mencakup bisnis komponen pengisian daya kendaraan listrik dan perangkat sistem pemanas atau HVAC.
Kemudian aspek bisnis berbasis platform mencakup pengambangan sistem operasi WebOS yang semula hanya hadir di televisi cerdas LG, akan diperluas ke mobil pintar.
Baca juga: LG Rilis Exaone 3.0, Model AI Open Source Pertama dari Korea Selatan
Sementara untuk aspek kecerdasan buatan, LG tidak hanya berfokus pada evolusi teknologi AI, tetapi juga mendefinisikan AI sebagai sebuah teknologi yang dapat berempati kepada kebutuhan pengguna.
Meski mulai bertransformasi, pendapatan perusahaan pada 2023 lalu masih ditopang oleh bisnis home appliances. Bisnis ini menyumbang sekitar 30 persen terhadap pendapatan perusahaan.
Baca juga: Melihat Isi Pabrik Canggih LG, Serba Otomatis Menggunakan AI
Terkini Lainnya
- Mengapa Apple Rakit iPhone dkk di China, Bukan di AS?
- Mau Beli iPhone 16? Pertimbangkan 8 Hal Ini Dulu
- Trump Ingin Apple Produksi iPhone di AS, Pengamat: Halu
- Cara Menggunakan Grok AI di HP Android dan iPhone
- Google Rilis Gemini 2.5 Flash, Model AI yang Irit Daya dan Kencang
- iPhone 16 Resmi Dijual di Indonesia Besok, Gerai iBox Tutup Cepat Hari Ini
- Nvidia Akhirnya Boleh Jual Chip AI Lagi ke China Setelah Rayu Trump
- Samsung Galaxy A26 5G Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- 6 Cara Hentikan Telepon Pinjol yang Mengganggu di iPhone dan Android
- Arti Kata “Stecu”, Bahasa Gaul yang Lagi Viral di TikTok
- Pengguna iOS 18.4 Kini Tidak Bisa Downgrade OS Lagi
- Cara Memasukkan Musik di Status WhatsApp di iPhone
- Setelah 15 Tahun, Instagram Akhirnya Siapkan Aplikasi Khusus iPad
- Cara Mengaktifkan MFA ASN Digital di asndigital.bkn.go.id untuk PNS dan PPPK
- Saham Apple Naik 15 Persen setelah Pengumuman Tarif Trump
- LG Bikin Pabrik Canggih Serba AI, Tenaga Manusia Terganti?
- Melihat Isi Pabrik Canggih LG, Serba Otomatis Menggunakan AI
- HP Umumkan Lini Laptop AI Seri OmniBook dan EliteBook Terbaru
- Riset: 96 Persen Karyawan di Indonesia Rela Potong Gaji demi Bisa WFA
- Jumlah Pekerja Indonesia yang Pakai AI Meroket, Mayoritas Gen Z