Terungkap, Hacker Pembobol Indodax dari Korea Utara
- Platform jual beli aset kripto yang beroperasi di Indonesia, Indodax, mengalami serangan siber sejak 11 September. CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan, hacker yang menyerang berasal dari Korea Utara.
Oscar mengatakan, peretas berasal dari kelompok Democratic People's Republic of Korea (DPRK). Informasi ini ia dapatkan dari firma keamanan siber yang saat ini tengah membantu penyelidikan.
Oscar menambahkan, kelompok peretas DPRK ini memang banyak menyerang platform jual beli aset kripto global lainnya. Kelompok ini, menurut Oscar, kerap mengincar platform aset kripto dengan likuiditas besar.
Indodax juga saat ini masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menangani kasus peretasan ini.
Baca juga: Sejumlah Situs Pemerintah Diduga Diretas, Hacker Pasang Poster Peringatan Darurat
"Kami menyadari bahwa ini adalah ancaman global yang serius. Oleh karena itu kami telah berkoordinasi engan Cyber Mabes Bareskrim Polri untuk menangani insiden ini dengan cepat dan efektif," kata Oscar dikutip KompasTekno dari Antaranews, Senin (16/9/2024).
Oscar juga menjamin aset pengguna baik dalam bentuk kripto maupun rupiah tetap aman. Adapun total aset kripto yang dikelola Indodax saat ini berjumlah lebih dari Rp 11,5 triliun.
Nilai aset kripto tersebut menurut Oscar, lebih besar dari jumlah keseluruhan aset saldo pengguna.
Kerugian ditaksir Rp 338 miliar
Firma keamanan blockchain SlowMist, serta platform analitik blockchain LookonChain, memperkirakan bahwa total kerugiannya sekitar 22 juta dolar AS (sekitar Rp 338 miliar).
Jumlah tersebut berasal dari beberapa transaksi berbagai jenis kripto dan token yang dicuri hacker dari dompet kripto Indodax.
Baca juga: Hacker Iran Intervensi Pilpres AS, Terungkap dari Laporan Microsoft
SlowMist dan LookonChain juga membagikan rincian daftar transaksi curian hacker, misalnya bitcoin 25,01 keping yang setara senilai 1.425.655,03 dollar AS (sekitar Rp 21 miliar) hingga 666,55 keping ethereum dan aneka token berbasis ethereum yang totalnya bernilai 14.633.721 dollar AS (sekitar Rp 225 miliar).
Kendati demikian pihak Indodax belum mengungkap berapa kerugian yang dialami perusahaan karena insiden ini.
Terkini Lainnya
- Nama Android 16 Bukan Kue dari Huruf "W", Google Setop Tradisi?
- WhatsApp Rilis Fitur Filter dan Background untuk Video Call WA, Mirip Zoom
- Inikah Tanda Merek HP Nokia Bakal Punah?
- Pengertian RAM, Fungsi, Cara Kerja, dan Jenis-jenisnya
- Chatbot Microsoft Copilot Hadir di WhatsApp, Bisa Tanya pada AI via Japri
- Gandeng UNESCO, Oppo Donasi 1.000 Tablet untuk Pendidikan
- Smartphone ZTE Blade A75 5G Resmi, Bawa Kamera 50 MP dan "Dahi" Mirip iPhone
- Update Besar Windows 11 Diumumkan, Ini Peningkatan yang Dibawa
- Microsoft Rilis "Click to Do" di Copilot Plus PC, Fitur AI Serupa Circle to Search
- Microsoft Update AI Copilot dengan Fitur Vision, Voice, dan Daily
- Google Hibah Dana Rp 76 Miliar untuk Pelatihan AI di Negara ASEAN
- Spesifikasi dan Harga Xiaomi 14T Pro di Indonesia
- Ponsel Infinix Smart 9 Meluncur dengan Layar Besar 120 Hz
- Trik Hapus Gambar dan Video di Channel WhatsApp agar Tidak Memenuhi Penyimpanan WA
- 5 HP Android Paling Laris di Dunia, Mayoritas Samsung
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Klasemen Sementara Pertandingan "Free Fire" di PON XXI, Jawa Barat Memimpin
- Bukan WiFi, Smartphone Atlet Cabor E-sport Pakai LAN untuk Kompetisi PON XXI
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- HP Lipat Tecno Phantom V Flip 2 dan V Fold 2 Resmi, Bawa Asisten AI "Ella"