Hacker Iran Intervensi Pilpres AS, Terungkap dari Laporan Microsoft

- Sejumlah peretas (hacker) asal Iran diduga memiliki rencana untuk melakukan intervensi, alias menimbulkan kekacauan, terhadap ajang pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikas (AS).
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru dari divisi Microsoft yang mengawasi sekaligus mengurus berbagai ancaman di internet, yaitu Microsoft Threat Analysis Center (MTAC).
Dalam laporan ini, MTAC menyebut ada peningkatan aktivitas dari para hacker asal Iran di internet. Peningkatan aktivitas tersebut, menurut Microsoft, bisa dilihat dari dua kategori aktivitas.
Baca juga: Microsoft Kini Anggap OpenAI sebagai Saingan Bisnis
Aktivitas pertama yaitu para hacker Iran mulai melancarkan banyak kampanye dan berita palsu soal Pilpres AS di internet dan media sosial. Hal ini konon bertujuan untuk mempengaruhi pilihan masyarakat di Pilpres AS yang rencananya akan digelar pada 5 November 2024 nanti.
Kemudian aktivitas kedua, para hacker Iran ini mulai gencar untuk menggelar operasi di internet guna mendapatkan rahasia-rahasia kampanye politik yang berkaitan dengan Pilpres AS. Hal ini disinyalir bertujuan supaya dapat mengontrol jalannya Pilpres AS di masa depan.
Adapun kedua aktivitas ini, lanjut Microsoft, akan digaungkan oleh setidaknya empat kelompok peretas yang berasal dari Iran. Microsoft tak menyebut nama kelompok hacker Iran yang dimaksud.
Yang jelas, salah satu kelompok hacker memiliki aktivitas untuk membuat banyak situs web berita palsu guna menyebarkan kebohongan dan kekacauan di internet terkait Pilpres AS. Dua nama media yang dibuat kelompok ini adalah Nio Thinker dan Savannah Time.
Kemudian, ada kelompok hacker Iran yang berencana untuk melakukan intimidasi, kekerasan terhadap calon kandidat Pilpres AS, kekacauan, dan hal sejenisnya supaya Piplres AS tidak berjalan dengan lancar.
Selain itu, ada kelompok peretas yang mengirimkan banyak e-mail palsu dan berbahaya (phishing) kepada sejumlah pejabat yang berkaitan dengan Piplres AS, dan kelompok peretas yang menargetkan sejumlah lembaga yang ada di beberapa negara bagian di AS.
Baca juga: Pengertian dan Fungsi Quick Access Toolbar di Microsoft Office
General Manager MTAC, Clint Watts mengatakan laporan terbaru ini tidak dirilis untuk memperkeruh suasana Pilpres AS, melainkan supaya masyarakat AS tahu bahwa ada ancaman yang bisa mempengaruhi pilihan mereka di Pilpres AS nanti.
"Selain itu, tujuan kami merilis laporan ini adalah untuk menggarisbawahi pentingnya memerangi hoaks dalam Pilpres AS, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang adanya kemungkinan campur tangan dari pihak asing di Pilpres AS," ujar Watts dikutip KompasTekno dari Microsoft, Selasa (13/8/2024).
Laporan Microsoft selengkapnya tentang kelompok hacker yang berencana untuk mengacaukan Pilpres AS bisa dibaca di tautan berikut ini.
Terkini Lainnya
- Menguji Performa Samsung Galaxy A36 Main Game Genshin Impact
- 2 Cara Menyimpan Foto di Google Drive dari HP dengan Mudah dan Cepat
- Kenapa Battery Health iPhone Turun? Ini Penyebab dan Cara Merawatnya
- Poco F7 Ultra: Spesifikasi dan Harga di Indonesia
- Jadwal MPL S15 Hari Ini 20 April, Onic Esports Vs Team Liquid
- HP Vivo V50 Lite 4G dan 5G Resmi di Indonesia, Ini Harga serta Spesifikasinya
- 50 Ucapan Selamat Hari Kartini 2025 yang Inspiratif buat Dibagikan ke Medsos
- 50 Link Twibbon Hari Kartini untuk Rayakan Emansipasi Wanita
- Spesifikasi dan Harga Poco F7 Pro di Indonesia
- Asus Rilis Monitor Khusus E-sports, Refresh Rate Sampai 610 Hz
- Instagram Rilis Fitur Blend, Bisa Buat Feed Reels Bareng Teman
- 100 Ucapan Selamat Paskah yang Bermakna dan Cocok Diunggah ke Media Sosial
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Harga iPhone XS dan XS Max Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan
- Daftar HP yang Support E-SIM XL buat Migrasi Kartu SIM
- Pelanggan Telkomsel Bisa Beli Paket Roaming dari Aplikasi FlyGaruda
- Samsung Rajai Pasar Ponsel Asia Tenggara Kuartal II-2024
- Smartphone Realme C63 5G Meluncur, Desain dan Spesifikasi Berbeda dengan Versi 4G
- TikTok Rilis Fitur Grup Chat, Bisa Tampung 32 Pengguna
- Pengguna X Twitter Kini Bisa Sortir "Replies", Sudah Bisa Dicoba di Indonesia