Strategi Keamanan Data di Era Digital
Oleh: Lely Hiryanto, S.T., M.Sc., Ph.D.*
KASUS peretasan pusat data nasional menunjukkan perlunya IT Security Risk Management (ITSRM).
Ada tiga prinsip dasar untuk pengamanan informasi. Pertama, kerahasiaan di mana informasi hanya bisa dipahami oleh penerima yang dituju.
Kedua, integritas informasi, yaitu data yang diterima asli, akurat dan terbukti dikirim oleh pihak yang seharusnya. Ketiga, ketersediaan informasi untuk semua pihak yang memiliki hak akses.
ITRSM bertujuan memastikan bahwa setiap perangkat IT memenuhi prinsip dasar keamanan tersebut.
Hal ini dicapai dengan menerapkan lima tahap utama yang berkelanjutan, yaitu identifikasi celah keamanan (perangkat lunak dan perangkat keras yang terkoneksi ke Internet dan rentan diretas), evaluasi risiko, penerapan mitigasi, memonitor kebijakan atau strategi keamanan yang diterapkan dan dokumentasi (Carnegie Mellon University, 2023).
Kurangnya atau sampai tidak adanya ITSRM dapat melumpuhkan kegiatan operasional dan menyebabkan kerugian nominal yang tidak sedikit bagi perusahaan dan organisasi yang terserang.
Kesuksesan dari ITRSM untuk mengurangi dampak serangan kemanan siber terletak pada pemangku kebijakan, yaitu para pimpinan tertingi di perusahaan dan organisasi.
ITSRM harus menjadi bagian dari strategi bisnis sehingga semua pihak dalam perusahaan dan organisasi memiliki “budaya hati-hati”, seperti yang disarankan oleh pakar keamanan siber Prof. Marsudi Wahyu Kisworo.
Penulis menyetujui pernyataan beliau bahwa “tidak ada sistem yang aman dan tidak bisa diretas. Yang ada adalah sistem yang sudah diretas dan sistem yang belum diretas” (Kisworo, M.W., , 2024).
Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mencegah dan mengurangi dampak dari peretasan.
Untuk strategi pertama, tidak menggunakan perangkat lunak yang memiliki banyak kelemahan dari aspek keamanannya.
Selain itu, tidak melakukan aktifitas berbahaya seperti mengakses situs-situs mencurigakan yang tidak memiliki valid security certificate (misalnya http), kesalahan ejaan nama situs (misalnya yah00.com), dan tidak masuk dalam list website berbahaya (dapat dicek di safeweb.norton.com).
Strategi kedua memastikan adanya mekanisme pendektesian dan pencegahan serangan keamanan terkini.
Untuk individu, sebaiknya memproteksi perangkat pribadi dengan perangkat lunak antivirus terbaru yang pada umumnya bisa mencegah serangan berbagai malware.
Terkini Lainnya
- Ikon "Typing" di WhatsApp Berubah Jadi Gelembung dan Titik Tiga
- Speaker Samsung Music Frame Resmi di Indonesia, Bisa Menyamar Jadi Bingkai Foto
- Apple Bukan Perusahaan Paling Inovatif, Kalah dari Nvidia dan Microsoft
- HP iQoo Neo 10 Pro dan Neo 10 Meluncur, Kembar tapi Beda Chipset
- Kenapa Banyak Pengguna iPhone Suka Pakai Selfie 0.5?
- IDC: Penjualan iPhone Seret walaupun Pasar Smartphone Naik
- TikTok Larang Pengguna Remaja di Eropa Pakai Filter Cantik, Ini Alasannya
- Sony Akhirnya Ungkap Angka Penjualan PS2 Sepanjang Masa
- Smartwatch Coros Pace Pro Rilis di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- 11 Tips Bikin Baterai HP Android Tetap Awet dan Tidak Sering Mengecas
- Bagaimana Cara Membuat Grafik di Excel? Ini Langkah-langkahnya
- 7 Tips Foto Selfie 0.5 yang Unik dan Estetik
- Cara agar Foto WhatsApp yang Terkirim Hanya Sekali Lihat
- 2 Cara agar Foto WhatsApp Tidak Tersimpan Otomatis di Galeri HP Android, Mudah
- Kenapa Google Drive Tidak Bisa Upload Video? Ini Penyebabnya
- Ponsel Lipat "Clamshell" Huawei Nova Flip Meluncur, Pertama dari Seri Nova
- Fitur Kecerdasan Buatan Galaxy AI Hadir di Ponsel Murah Samsung?
- Pasar Tablet Naik Dua Digit, Apple Teratas
- Infinix Note 40X 5G Meluncur, HP Android dengan Kamera "Boba" Mirip iPhone
- Kemenkominfo Batasi Transaksi Pulsa, tapi Ada Pengecualian