Induk ChatGPT Bikin Alat Pendeteksi Teks Buatan AI
- Pada akhir Januari 2023 lalu, OpenAI merilis sebuah alat (tool) bernama OpenAI AI Text Classifier. Alat ini diklaim bisa mendeteksi apakah suatu teks atau tulisan dibuat menggunakan ChatGPT atau memang murni tulisan manusia.
Meski demikian, tool tersebut sudah dinonaktifkan sekitar Juli 2023 lalu, dengan alasan alat tersebut dinilai kurang efektif dan memiliki akurasi rendah untuk mendeteksi teks-teks hasil bikinan ChatGPT.
Nah, pekan ini, OpenAI diketahui tengah membuat alat pendeteksi teks ChatGPT yang lebih mumpuni. Namun, tim internal OpenAI kabarnya masih bingung dan pikir-pikir apakah alat tersebut akan dirilis ke publik atau tidak.
Menurut juru bicara OpenAI, hal ini dikarenakan ada banyak hal-hal teknis yang harus didiskusikan secara internal. Hal ini mencakup kesulitan mengintegrasikan alat ini ke ekosistem OpenAI, serta dampak dan efek alat tersebut apabila dirilis ke publik.
Baca juga: OpenAI Rilis GPT-4o Versi Baru, Bisa Kasih Respons Lebih Panjang
"Alat pendeteksi teks ChatGPT yang kami buat, yang biasa disebut Text Watermarking, sebenarnya cukup mumpuni. Namun, banyak risiko yang bisa timbul dari alat tersebut," kata juru bicara OpenAI, seperti dikutip KompasTekno dari TechCrunch, Senin (5/8/2024).
"Sehingga, kami saat ini tengah mencari alternatif lain supaya alat tersebut bisa dirilis tanpa banyak risiko, termasuk meminimalisir potensi alat tersebut dipakai oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," imbuh juru bicara OpenAI.
Berbeda dengan pendeteksi sebelumnya
Seperti disebutkan di atas, alat pendeteksi teks buatan ChatGPT yang dibikin OpenAI sekarang (Text Watermarking) berbeda dengan alat pendeteksi teks yang dibuat awal 2023 lalu yang memiliki nama AI Text Classifier.
Berdasarkan laporan TechCrunch, alat tersebut kini lebih fokus kepada teks buatan ChatGPT, bukan teks buatan chatbot serupa bikinan perusahaan AI lainnya macam Gemini hingga Copilot.
Dengan begitu, OpenAI akan bisa mengintegrasikan alat ini dengan mudah ke sistem ChatGPT.
Supaya bisa mendeteksi teks buatan ChatGPT, OpenAI nantinya akan menerapkan sejumlah pembaruan kepada sistem chatbot tersebut, terutama untuk metode pemilihan kata yang dipakai ChatGPT.
Sederhananya, kata-kata atau pola susunan kalimat yang dibuat ChatGPT tersebut nantinya akan "ditandai" supaya alat pendeteksi teks ChatGPT yang dibuat OpenAI akan bisa berjalan dengan normal dan akurat.
Dalam suatu uji coba, OpenAI mengeklaim Text Watermarking ini cukup akurat untuk mendeteksi teks buatan ChatGPT. Bahkan, alat ini diklaim bisa mengecek apakah chatbot menggunakan teknis parafrase untuk mengelabui alat pendeteksi atau tidak.
Kendati begitu, teks buatan ChatGPT tersebut akan sulit dideteksi apabila sudah dimanipulasi dengan alat penerjemah seperti Google Translate, atau chatbot buatan perusahaan teknologi lainnya.
Baca juga: OpenAI Diretas tapi Diam-diam Saja, Tak Lapor FBI
Sebab, platform pembuat teks tersebut sejatinya bisa menambahkan teks atau kata "spesial" yang tak ditandai oleh ChatGPT. Sehingga, Text Watermarking akan sulit mendeteksi apakah teks tersebut buatan ChatGPT atau murni tulisan manusia.
Inilah yang membuat OpenAI tengah memikirkan solusi bagaimana cara mengintegrasikan Text Watermarking ke dalam ChatGPT dan membuatnya tersedia serta bisa dipakai oleh publik.
"Saat ini, alat tersebut (belum dirilis) karena berpotensi besar bisa digunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Alat ini juga bisa dianggap efektif untuk menulis sesuatu menggunakan AI, terutama oleh mereka yang bahasa utamanya bukan bahasa Inggris," pungkas juru bicara OpenAI.
Belum ada informasi kapan alat ini akan dirilis OpenAI ke publik. Namun apabila nanti benar dirilis dan terwujud, maka alat ini akan bisa menghilangkan kekhawatiran para guru untuk mendeteksi muridnya yang menggunakan jawaban mengandalkan ChatGPT.
Terkini Lainnya
- Mesin Cuci Samsung Bespoke AI Laundry Combo Sudah Bisa Dipesan di Indonesia
- Samsung Galaxy Ring: Spesifikasi, Fitur, dan Harganya di Indonesia
- Arti Kata “Flex”, Bahasa Gaul yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Daftar 216 Game yang Meluncur November, Ada "Microsoft Flight Simulator 2024"
- 10 Smartphone Terlaris 2024, Menurut Counterpoint
- Update Samsung Bulan Ini Tutup 11 Lubang, Galaxy S23 dan S24 Kebagian Pertama
- Ilmuwan Temukan Cara Pulihkan Baterai yang Sudah "Drop"
- PlayStation 5 Pro Resmi Dijual, Indonesia Tidak Kebagian
- Ketika TikTok Mengubah Cara Gen Z Berbahasa...
- Microsoft Excel Vs Google Sheets: Perbandingan, Kelebihan, dan Kekurangannya
- Cara Kerja Blockchain dalam Membuat Jaringan Penyimpanan Data yang Aman
- HP Vivo X200 Series dan iQoo 13 Kantongi Izin Edar, Segera Masuk Indonesia?
- Spotify dan TikTok Makin Akrab, Ada Fitur Baru Bikin Mudah Share Lagu
- Netflix Izinkan Screenshot Isi Film lewat Fitur Baru, Bisa Dibagikan di Medsos
- Cara Cek Total Foto dan Video di iPhone buat Bersih-bersih Memori
- Telegram Rilis Fitur Baru, Ada "Mini App Store" untuk Cari Aplikasi
- Google Chrome Diperbarui, Ada Fitur Lens yang Mirip Circle to Search
- Seperangkat Barang Peninggalan Steve Jobs Dilelang, Ada Jaket Bomber dan Foto Bersejarah
- Samsung Galaxy F14 4G Resmi, Bawa Chip Snapdragon 680 dan Tiga Kamera
- Apple Tarik Iklan di Thailand Setelah Diprotes Keras