Sejarah Emoji: Dari Ikon Sederhana hingga Bahasa Universal dalam Chatting
- Emoji telah menjadi salah satu ikon yang tak asing lagi bagi pengguna media sosial dalam obrolan sehari-hari. Keberadaannya memperkaya komunikasi digital dengan memberikan ekspresi yang lebih hidup dan dinamis.
Pengguna dapat menyampaikan emosi, perasaan, atau situasi hanya dengan satu gambar kecil, yang terkadang lebih efektif daripada kata-kata. Emoji membantu menyederhanakan percakapan dan menambah nuansa dalam penyampaian pesan, membuat interaksi menjadi lebih menarik dan personal.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin beragamnya platform media sosial, variasi emoji pun semakin banyak. Pengguna dapat memilih dari berbagai kategori, mulai dari wajah ekspresif, hewan, makanan, hingga simbol dan bendera.
Setiap emoji sendiri memiliki makna tersendiri yang bisa berbeda-beda tergantung pada konteks dan budaya pengguna. Keberadaan emoji juga tak lepas dari awal mula kemunculannya hingga perkembangannya.
Maka dari itu berikut ini KompasTekno mencoba menguraikan sejarah emoji, penumu, hingga peringatan hari emoji.
Baca juga: 50 Arti Emoji WhatsApp yang Sering Dipakai, Lengkap dengan Gambarnya
Sejarah emoji
Dilansir dari laman Tech Target, beberapa emoji pertama kali diciptakan oleh seniman Jepang Shigetaka Kurita pada tahun 1999. Ia mendesain serangkaian gambar berukuran 12x12 piksel untuk digunakan pada platform internet seluler i-mode dari operator seluler utama Jepang yaitu NTT Docomo.
Set emoji awal ini terdiri dari 176 gambar berbeda, yang sebagian besar merupakan simbol, bukan karakter manusia. Koleksi ini sekarang bisa dilihat di Museum Seni Modern New York.
Kata "emoji" sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti "gambar" dan "karakter," yang mencerminkan penggunaannya sebagai bahasa grafis baru.
Sejak awal, emoji dirancang untuk digunakan melalui papan ketik yang muncul saat mengetik pesan di ponsel, memungkinkan penyisipan emoji dalam pesan teks untuk menyampaikan informasi lebih ringkas atau menambahkan makna dan emosi.
Setelah diperkenalkan oleh NTT Docomo, operator Jepang lainnya mulai membuat emoji mereka sendiri, yang kemudian menarik perhatian perusahaan-perusahaan Amerika seperti Apple, Microsoft, dan Google.
Untuk memastikan kompatibilitas global, Google mengajukan petisi kepada Unicode Consortium pada tahun 2009 agar emoji diakui dan distandarkan di seluruh sistem operasi.
Unicode Consortium sendiri merupakan organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk mengembangkan, memelihara, dan mempromosikan standar internasional untuk pengkodean teks dan simbol di seluruh dunia.
Usulan ini diterima pada tahun 2010, dengan penambahan 625 emoji baru. Apple kemudian memperkenalkan papan ketik emoji khusus pada iOS tahun 2011, diikuti oleh Android pada tahun 2013.
Sejak itu, Unicode Consortium menyetujui emoji baru setiap tahun. Proses ini melibatkan pengajuan proposal oleh desainer yang menjelaskan alasan dan tampilan emoji yang diusulkan.
Pada tahun 2015, Unicode Consortium mulai mendiversifikasi emoji mereka dengan menambahkan karakter pria dan wanita untuk setiap emoji profesional, berbagai warna kulit, pasangan sesama jenis, karakter netral gender, dan lebih banyak representasi bagi penyandang disabilitas.
Terkini Lainnya
- Pabrikan Chip AI yang Pendirinya Orang Indonesia Kini Lebih Kaya daripada Intel
- Game Fortnite Punya Mode Baru, Lima Lawan Lima seperti Counter-Strike
- HP Realme C75 Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Seberapa Akurat Smartwatch untuk Olahraga dan Pantau Kesehatan?
- Sejarah Emoji: Dari Ikon Sederhana hingga Bahasa Universal dalam Chatting
- Membidik Objek Wisata di Kota Canggih Chongqing China dengan Tecno Camon 30 Premier 5G
- 4 Cara Menonaktifkan Download Otomatis di WhatsApp buat Hemat Memori, Mudah
- Ramai Meme Chill Guy di Media Sosial, Begini Arti dan Asal-usulnya
- Arti Istilah “We Listen We Don’t Judge” yang Ramai di Media Sosial
- Sekian Ketebalan iPhone 17 Air, Tertipis Sepanjang Sejarah iPhone?
- Mantan Karyawan Tipu Apple Rp 2,4 Miliar, Pakai Modus Sumbangan Palsu
- Nvidia Investasi di Vietnam, Bangun Pusat Pengembangan AI
- Kata POV Sering Keliru di Medsos, Begini Arti yang Benar
- OpenAI Akhirnya Rilis Sora, AI Pembuat Video dari Teks
- Sejarah YouTube, Berawal dari Situs Kencan Online hingga Dibeli Google
- Bikin Avatar AI Cuma 10 Detik Pakai Samsung Z Flip 6, Hasilnya Top dan Unik
- 100 Singkatan Gaul yang Sering Muncul di Chat dan Artinya
- Epic Games Gelar Pesta Diskon "Summer Sale", Potongan Harga hingga 90 Persen
- Eror Windows BSOD Bisa Dicegah dan Diperbaiki Jika Kadung Kena, Begini Caranya
- Microsoft Tanggapi Error "Blue Screen" PC Windows yang Terjadi secara Global