cpu-data.info

6 Mitos Populer tentang Smartphone, Benar atau Salah?

Ilustrasi smartphone.
Lihat Foto

- Anda mungkin pernah mendengar anjuran untuk hanya mengisi baterai ponsel dengan charger bawaan, atau menaruh ponsel basah di tumpukan beras untuk mengeringkannya.

Aneka anjuran dan larangan tersebut sering diulang-ulang, tapi belum bentu pernah diuji atau didasarkan pada fakta sehingga dapat dikategorikan sebagai mitos belaka. Ada pula yang awalnya benar, tapi menjadi salah seiring perkembangan teknologi.

Nah, untuk bantu memilah mana yang benar dan mana yang keliru, berikut ini sejumlah contoh mitos populer seputar smartphoneserta pembuktiannya berdasar pengujian, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Visible, Minggu (14/1/2024).

Mitos: taruh ponsel basah di beras untuk mencegah kerusakan karena air

Untuk smartphone yang tidak memiliki ketahanan terhadap air, sering dianjurkan menaruhnya dalam beras agar mencegah kerusakan apabila tak sengaja basah, misalnya setelah tercemplung atau kehujanan. Sebab, beras memiliki sifat menyerap air.

Anjuran ini sepintas terdengar masuk akal. Namun, pada 2014, sebuah perusahaan reparasi ponsel bernama TekDry melakukan studi di mana perangkat yang menyimulasikan ponsel basah ditaruh di beras selama 48 jam.

Hasilnya, selama periode waktu dua hari itu ternyata beras hanya mengurangi air sebanyak 13 persen. Sama saja dengan membiarkan perangkat berada di ruang terbuka.

Baca juga: Studi: Gen-Z Suka Merek HP yang Fokus buat Anak Muda

Karena itu, alih-alih ditaruh di beras, TekDry menganjurkan untuk mengeringkan ponsel basah dengan handuk atau kain. Setelah itu ponsel bisa ditaruh di depan kipas angin agar ada sirkulasi udara yang akan membantu proses pengeringan.

Mitos: mengecas smartphone semalaman akan merusak baterai

Mitos yang satu ini agak unik karena awalnya benar, kemudian menjadi salah seiring perkembangan teknologi, tapi masih ada benarnya juga. Dulu, ponsel lawas yang menggunakan baterai nickel cadmium (Ni-Cad) memang bisa mengalami overcharging.

Baterai lithium ion di smartphone modern tidak memiliki masalah tersebut. Pengisian daya otomatis akan dihentikan apabila baterai ponsel sudah penuh, sebagaimana disebutkan peneliti energy storage dari University of Cambridge, Kent Griffith.

Namun, ada risiko lain dari mengisi baterai smartphone semalaman. Sebab, kapasitas baterai akan berada di angka 100 persen dalam waktu lama.

Ini berujung pada voltase yang terus menerus tinggi sehingga mempercepat penuaan alias chemical aging baterai lithium yang lambat laun akan menurunkan kapasitasnya, seperti diungkapkan oleh penelitian Battery University.

Baterai lithium idealnya dijaga di kapasitas 30-80 persen agar awet maksimal. Beberapa ponsel seperti iPhone menyediakan fasilitas baterai health yang akan melimitasi pengisian sampai batas tersebut secara otomatis.

Mitos: baterai ponsel harus benar-benar habis sebelum di-charge

Sama seperti mengecas semalaman, mitos yang satu ini juga berakar di era ponsel jadul. Baterai Ni-Cad memiliki kelemahan berupa "memory effect" di mana baterai mesti dikuras agar tidak "lupa" dengan kapasitas tampungnya.

Baterai lithium ion di ponsel modern tidak punya masalah tersebut, malah sebaliknya tidak dianjurkan untuk membiarkan baterai sampai benar-benar habis sebelum di-charge.

Baca juga: Tips Merawat Baterai Ponsel agar Tak Cepat Bocor

Sebabnya, semakin rendah kapasitas baterai, maka voltasenya akan semakin turun. Sama halnya dengan voltase yang terus menerus tinggi ketika baterai di-cas semalaman, voltase rendah juga mempercepat penuaan baterai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat