Bertanya di Google Meet Kini Tinggal Angkat Tangan, Tak Perlu Tekan Tombol
- Google Meet kini dilengkapi dengan fitur pendeteksi gerakan tangan (hand gesture). Fitur ini dikembangkan Google dengan dukungan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Berkat fitur itu, Google Meet bisa mengetahui ketika seorang pengguna mengangkat tangan, misalnya untuk bertanya. Dengan demikian, pengguna hanya perlu mengangkat tangan saat ingin bertanya ke pembicara di Meet, seperti di dunia nyata saja.
Ketika Meet mendeteksi pengguna mengangkat tangan, layanan rapat online ini akan menyalakan ikon angkat tangan di layar. Dengan begitu, pengguna lain bisa menyadarinya.
Hadirnya fitur itu juga menjadi alternatif yang praktis ketimbang menyalakan ikon angkat tangan di Meet secara manual.
Baca juga: Google Meet Bisa Bikin Background Pakai Teknologi AI
Nah, untuk memakai fitur ini, pengguna perlu memastikan bahwa tangan yang diangkat terlihat oleh kamera perangkat dan jauh dari wajah, atau tidak tumpang tindih di layar.
Pengguna juga harus mengangkat tangan selama beberapa detik, sehingga Meet bisa mendeteksinya.
Setelah ikon angkat tangan muncul di layar, pengguna nantinya akan tampil di layar utama, sehingga moderator menyadari ada audiens yang ingin bertanya atau menyampaikan pendapatnya.
Cara mengaktifkan pendeteksi gestur angkat tangan di Google Meet
Fitur pendeteksi gerakan tangan ini dinonaktifkan secara default dari pengaturan Google Meet. Jadi pengguna perlu mengaktifkannya secara manual bila ingin memakai fitur itu, lewat menu Pengaturan (Settings) > More options > Reactions > Hand Raise Gesture.
Agar menghindari kesalahan dalam mendeteksi gerakan tangan, Meet akan otomatis menonaktifkan fitur itu untuk pengguna yang berperan sebagai pembicara. Sebab, mereka seringkali menyampaikan materi dengan menggerakkan tangan.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Google Meet Tidak Mengeluarkan Suara
Fitur itu akan dinyalakan kembali ketika pengguna tidak lagi berperan sebagai pembicara, seperti dihimpun KompasTekno dari blog Google, Sabtu (26/11/2023).
Menurut Google, fitur pendeteksi gestur angkat tangan sudah tersedia secara bertahap untuk pengguna Google Workspace, Enterprise dan Education. Belum diketahui kapan fitur serupa akan tersedia untuk pengguna Google Workspace biasa.
Dukung resolusi Full HD
Selain fitur pendeteksi gerakan tangan, Oktober lalu Google juga merilis dukungan resolusi 1080p alias Full HD untuk layanan Google Meet, setelah sebelumnya terbatas di 720p.
Sebetulnya, dukungan resolusi 1080p ini sudah hadir sejak April lalu. Hanya saja, fitur tersebut baru mendukung video call perorangan alias one-on-one, bukan grup seperti pembaruan ini.
Jadi, video call yang melibatkan tiga orang atau lebih via Google Meet, kini bisa dilakukan dengan resolusi video hingga 1080p sehingga lebih tajam dan jernih.
Untuk menggunakan fitur ini, pengguna akan menemukan jendela baru di kanan atas, di dalam tampilan preview kamera, sebelum masuk ke ruang meeting.
Jendela tersebut menawarkan pengguna untuk mengaktifkan video beresolusi 1.080 piksel. Fitur ini baru akan muncul apabila pengguna menggunakan webcam yang mendukung resolusi Full HD atau lebih tinggi.
Baca juga: Virtual Backgrounds Google Meet Kini Bisa Diputar 360 Derajat
Bila pengguna ingin mengubah resolusi video ke versi yang lebih rendah, pengaturannya bisa dilakukan di menu Settings dengan mengeklik ikon titik tiga di bawah layar.
Kemudian, pilih “Video” di menu bar bagian samping, lalu klik resolusi video yang ingin dipakai sesuai kebutuhan.
Terkini Lainnya
- Tablet Infinix Xpad Versi 4G Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Terungkap, Hacker Pembobol Indodax dari Korea Utara
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- Asus ROG Ally Z1 Versi "Murah" Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Harganya
- Ancaman "Terminator" di Balik Pemecatan CEO OpenAI Sam Altman
- Toge Productions Akuisisi Mojiken Studio, Pengembang Game "A Space for the Unbound"
- Jadwal PUBG Mobile PMGC 2023, Kesempatan Bigetron Masuk Babak Berikutnya
- Broadcom Resmi Akuisisi VMware Rp 1.073 Triliun