cpu-data.info

Intel Umumkan Rencana PHK Karyawan, Efisiensi Besar-besaran

Logo Intel dalam peluncuran Intel Gen 13 di Indonesia
Lihat Foto

- Kondisi bisnis perusahaan chip asal Amerika Serikat (AS), Intel, belakangan ini sedang tak baik-baik saja. Pada 2024 lalu, kerugian perusahaan tercatat di angka 18,76 miliar dollar AS (sekitar Rp 314,9 triliun). 

Agar bisnis dan operasional Intel tetap berjalan di tahun ini dan masa depan, CEO baru Intel, Lip-Bu Tan pekan ini mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) alias layoff terhadap sejumlah karyawannya.

Informasi ini disampaikan Tan dalam pengumuman yang diunggah di blog resmi Intel.

Pengumuman ini juga dirilis beberapa saat setelah Intel mengumumkan laporan keuangannya untuk kuartal I-2025 yang dianggap "cukup baik" dan sedikit melebihi ekspektasi analis.

Baca juga: Manuver Intel Selamatkan Bisnis Chip, Jual 51 Persen Saham Perusahaan Hasil Akuisisi

Dalam pengumuman tersebut, Tan mengatakan bahwa layoff ini terpaksa dilakukan untuk efisiensi dan mengurangi jumlah karyawan "yang terlalu banyak" di beberapa divisi Intel.

"Saya percaya prinsip bahwa pemimpin terbaik dapat menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin dengan tim yang kecil, dan kami sekarang akan menerapkan prinsip ini di Intel," kata Tan. 

"Ini tentunya akan berdampak pada jumlah karyawan kami, dan kami dengan berat hati harus melakukan penyesuaian terhadap hal itu. Langkah ini akan kami lakukan mulai kuartal II-2025 dan secara bertahap rampung selama beberapa bulan ke depan," imbuh Tan. 

Tan tak menyebut berapa jumlah karyawan yang akan terkena layoff di kuartal II-2025 nanti. Namun menurut laporan yang dirilis kantor berita Bloomberg, jumlah karyawan yang di-PHK akan mencapai sekitar 20 persen dari total karyawan saat ini. 

Per Desember 2024, jumlah karyawan Intel tercatat di angka lebih dari 100.000 karyawan di seluruh dunia. Artinya, PHK yang mulai dilakukan di kuartal II-2025 ini akan berdampak pada sekitar 20.000 karyawan. 

Ini bukan pertama kalinya Intel mengumumkan PHK. Sekitar Agustus 2024 lalu, mereka juga mengumumkan layoff terhadap 15 persen total karyawannya atau sekitar 15.000 orang dari total karyawan Intel pada saat itu (total sekitar 120.000 karyawan).

Sama seperti saat ini, PHK kala itu dilakukan sebagai upaya penghematan biaya operasional, dan layoff ini disebut akan bisa menghemat pengeluaran Intel hingga 10 miliar dollar AS (sekitar Rp 168 triliun) di tahun 2025. 

Baca juga: Intel Menyerah dari Pasar GPU High-End, Tumbang dari Nvidia dkk?

Restrukturisasi dan aturan baru

CEO baru Intel, Lip-Bu Tan.Intel CEO baru Intel, Lip-Bu Tan.

Selain PHK, Tan juga mengumumkan beberapa rencana Intel di masa depan, salah satunya adalah restrukturisasi perusahaan. 

Rencana ini akan berpengaruh pada fokus bisnis Intel dan produk-produk atau layanan yang ditawarkan, serta biaya-biaya operasional dan pengeluaran yang tentunya akan akan lebih ditekan atau dikurangi.

Tan juga mengumumkan beberapa aturan baru, seperti mengurangi pertemuan atau rapat yang dirasa tak penting, menekan jumlah peserta yang hadir dalam sebuah acara rapat, serta mengurangi beberapa perjalanan dinas dan training yang dirasa tak perlu.

Kemudian, Tan juga akan mewajibkan karyawan untuk hadir di kantor minimal empat hari dalam seminggu (naik dari tiga hari seminggu) per 1 September 2025 mendatang, sebagaimana dihimpung KompasTekno dari TomsHardware, Jumat (25/4/2025). 

Menurut Tan, tatap muka fisik akan memudahkan karyawannya berkolaborasi dan memutuskan sesuatu dengan cepat, serta dapat meningkatkan produktivitas dan hadirnya "ide cemerlang" saat adanya diskusi atau debat. 

"Saya paham semua aturan ini akan sulit dilakukan, tapi perubahan ini terpaksa saya terapkan untuk mengembalikan Intel ke masa kejayaannya, yaitu menjadi perusahaan paling inovatif di dunia," pungkas Tan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat