Broadcom Resmi Akuisisi VMware Rp 1.073 Triliun
- Perusahaan semikonduktor asal Amerika Serikat (AS), Broadcom resmi mengakuisisi perusahaan komputasi awan (cloud computing), VMware.
Broadcomm menyelesaikan kesepakatan akuisisi dengan mahar senilai 69 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.073 triliun) dalam bentuk tunai dan saham pada Rabu (22/11/2023).
Kesepakatan kedua perusahaan dicapai setelah mendapat izin dari regulator China pada Selasa (21/11/2023). Sebelumnya proses akuisisi sempat tertunda hingga tiga kali sejak rencana akuisisi diumumkan pada Mei 2022.
Salah satu kendala penundaan yaitu kekhawatiran akan pengendalian ekspor chip di masa mendatang. Terlebih, hubungan AS dengan China masih cukup "panas".
Baca juga: Broadcom Bakal Akuisisi VMware Seharga Rp 972 Triliun
Akuisisi Broadcom atas VMware menjadi salah satu akuisisi terbesar di industri teknologi, khususnya setelah Microsoft resmi mengakuisisi Activision Blizzard seharga 68,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.069 triliun) Oktober lalu.
Menurut CEO Broadcom, Hock Tan, akuisisi ini akan membantu perusahaan global mengatasi tantangan infrastruktur teknologi informasi (IT) yang kompleks.
"Kami kini bisa bersatu dan bisa membantu perusahaan global mengatasi tantangan infrastuktur IT yang kompleks dengan mengaktifkan lingkungan cloud privat dan hybrid, serta membantu mereka menerapkan strategi 'aplikasi di mana pun'," kata Tan dikutip KompasTekno dari situs web Broadcom.
Setelah resmi diakuisisi, bisnis VMware kini berada di bawah naungan Broadcom. Kedua perusahaan bahkan sudah membuat empat divisi yang didedikasikan untuk menjalankan bisnis ke depannya.
Keempat divisi itu meliputi Vmware Cloud Foundation, Tanzu (TNZ), Software-Defined Edge (SDE) dan Application Networking and Security (ANS), dilansir dari The Register.
Baca juga: Diperbarui, Ruang Kerja Digital VMware Jangkau Klien Lebih Luas
Adapun rencana akuisisi VMware sudah diumumkan Broadcom sejak tahun lalu, dengan nilai 61 miliar dollar AS (sekitar Rp 949 triliun).
Berdasarkan kesepakatan itu, saham VMware ditetapkan seharga 142,40 dollar AS per lembar, 49 persen lebih tinggi dari harga saham VMware dalam perdagangan saat itu.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Broadcom juga akan mengambil alih utang bersih VMware senilai 8 miliar dollar AS (sekitar Rp 124 triliun).
Setelah VMware diakuisisi Broadcomm, pemegang saham Broadcom berhak atas sekitar 88 persen saham, dan pemegang saham VMware memiliki sekitar 12 persen saham.
Terkini Lainnya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Klasemen Sementara PUBG Mobile PMGC 2023, Posisi Alter Ego Terancam
- Honor 100 Series Meluncur, Versi "Reguler" Pakai Snapdragon 7 Gen 3
- Canalys: Pasar Ponsel Dunia Kembali Tumbuh Tahun Depan
- HP Gaming Nubia Red Magic 9 Pro dan 9 Pro Plus Resmi, Baterai 6.500 mAh
- Cisco: Indonesia Berada di Jalan yang Benar soal Adopsi AI, tapi Masih Ada PR