cpu-data.info

Pendiri OpenAI Beri Wanti-wanti soal Kecerdasan Buatan

Sam Altman, CEO Open AI pembuat ChatGPT berdiskusi tentang teknologi kecerdasan buatan di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Lihat Foto

- Perkembangan teknologi AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) bak pisau bermata dua. AI mendapat pujian karena dapat meningkatkan produktivitas, tapi, di sisi lain AI juga dikhawatirkan dapat menggeser pekerjaan yang biasa dilakukan manusia.

CEO OpenAI, Sam Altman, juga mewanti-wanti dampak dari perkembangan teknologi AI. Bos perusahaan induk dari ChatGPT ini mengatakan bahwa AI bisa saja menggantikan pekerjaan manusia di masa mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh CEO OpenAI, Sam Altman saat diwawancarai oleh outlet media asing, The Atlantic.

"Banyak orang yang bekerja menggunakan AI menganggap itu adalah sesuatu yang baik, (AI) hanya akan menjadi pendukung, tidak ada satu orang pun yang akan tergantikan (oleh AI)," jelas Altman, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Futurism, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Hacker Makin Mudah Bikin Malware Menggunakan AI

"Sejumlah pekerjaan justru akan hilang, berhenti," lanjut Altman.

Meski Altman percaya bahwa beberapa pekerjaan dipastikan terkena imbas AI dan tidak lagi membutuhkan tenaga manusia. Namun, di saat yang bersamaan, ia menekankan AI tidak akan menghilangkan seluruh pekerjaan manusia.

Altman mengantisipasi hanya akan ada beberapa pekerjaan yang punya potensi untuk hilang dan digantikan oleh AI. Mengingat, ada berbagai macam perusahaan yang sudah mulai mengadopsi teknologi AI untuk mengerjakan beberapa tugas.

Altman menambahkan kehadiran AI sekarang dapat membuat dunia menjadi lebih baik lagi.

Walau tidak tahu bagaimana situasi dunia di masa mendatang lewat teknologi AI, bos OpenAI tersebut menyakini dirinya dan semua orang tidak ingin kembali ke masa sebelum ada AI.

"Saya rasa, kita tidak ingin ke kembali (ke masa sebelum ada AI)," tambah Altman sebagaimana dikutip KompasTekno dari Ubergizmo, Kamis (3/7/2023).

Ilustrasi robot. freepik Ilustrasi robot.

Namun, terlepas dari potensi dan dampak buruk AI, Altman justru berharap AI bisa menciptakan peluang baru di kalangan pekerja. Ia optimistis ketika sebuah pekerjaan bisa selesai otomatis oleh AI, akan muncul pekerjaan dan peluang baru bagi para pekerja.

Baca juga: India Uji Coba AI Jadi Penyiar Berita, Tampil Luwes Tapi Monoton

Profesor dari Colombia Business Schol, Oded Netzer juga mengatakan hal yang senada. Kehadiran AI disebut dapat menjadi alat meningkatkan produktivitas penggunanya.

Misalnya, ChatGPT dapat memecahkan/mengerjakan sebuah tugas dengan mudah dan cepat. Durasi pengerjaan yang dipersingkat bisa dimanfaatkan karyawan melakukan pekerjaan yang lebih bermakna, efektif, dan strategis.

Jadi, pendekatan dari pihak perusahaan bukan menekankan potensi AI yang bisa menggeser tenaga manusia, melainkan memberitahu para karyawan cara memanfaatkan AI secara efektif guna meningkatkan nilai pekerjaan.

Netzer menyarankan bahwa pendekatan seperti ini bisa lebih efisien, cocok, serta dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas sebuah pekerjaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat