Kerusuhan Perancis, Presiden Macron Kambing Hitamkan Video Game

- Kerusuhan sempat melanda Perancis selama tiga malam berturut-turut sejak 1 Juli lalu. Insiden ini dipicu oleh penembakan polisi terhadap seorang remaja 17 tahun, keturunan Afrika Utara.
Selain rusuh, sejumlah warga juga melakukan unjuk rasa sebagai bentuk protes atas kematian remaja bernama Nahel M itu.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron mengkambing-htamkan video game dan media sosial sebagai faktor pendorong kerusuhan tersebut. Macron menyebut video game berdampak pada kekerasan dan vandalisme.
Baca juga: Studi: Video Game Bisa Bantu Tingkatkan Daya Ingat Anak
"Kami terkadang merasa bahwa sebagian dari mereka seolah sedang berada dalam video game yang memabukkan mereka, di jalanan," ujar Macron, dikutip KompasTekno dari Gamerant, Kamis (6/7/2023).
Adapun media sosial khususnya Snapchat dan TikTok, disebut Macron menjadi alat mengkoordinasi kerusuhan dan memancing protes lain melalui aneka gambar yang dramatis.
"Kami melihat mereka, Snapchat, TikTok dan lainnya berperan sebagai tempat berkumpulnya kekerasan, tetapi ada juga bentuk peniruan kekerasan yang bagi sebagian anak muda membuat mereka luput dari kenyataan," lanjut dia.
Oleh karena itu, pemerintah Perancis bakal meminta Snapchat, TikTok dan perusahaan media sosial lainnya untuk menghapus konten sensitif.

Macron melalui regulator terkait juga bakal meminta Snapchat dkk. untuk mengungkap identitas pengguna yang mempromosikan kekerasan.
Lebih lanjut Macron berkata bahwa mayoritas pengunjuk rasa merupakan anak yang masih belia. Untuk itu, Macron meminta orang tua agar menjauhkan anaknya dari jalanan atau tempat kerusuhan, selama insiden itu masih berlangsung.
Baca juga: Video Game Miliki Efek Positif Pada Anak
"Adalah tanggung jawab orang tua untuk menjaga mereka di rumah, dan demi ketenangan semua pihak, tanggung jawab orang tua perlu dijalankan sepenuhnya," kata orang nomor satu di Perancis tersebut.
Tidak ada bukti saintifik
Klaim video game menjadi pemicu kekerasan di dunia maya bukan hal yang baru. Bahkan fenomena ini disebut sudah muncul sejak dekade 1970-an.
Meskipun sering memicu perdebatan, namun hingga kini belum ada bukti saintifik yang menyatakan bahwa kekerasan di video game juga menular ke dunia nyata.
Bagaimanapun, pernyataan Macron soal video game memicu kekerasan di dunia nyata ini bertentangan dengan fakta sebelumnya. Pasalnya, Macron malah mendukung industri game dan e-sports di negaranya.
Tahun lalu Macron juga mempromosikan Perancis sebagai "Negara untuk video game" dan menggambarkan game sebagai bagian penting dari ekspor budaya Perancis serta aspek penting dari kekuatan negaranya.
Terlepas dari hal tersebut, Macron belum memberikan arahan baru soal game guna menanggapi kerusuhan yang terjadi di Perancis.
Terkini Lainnya
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Sempat Keluar dari Indonesia, 4 Merek Smartphone Ini Comeback ke Tanah Air
- Keracunan Data, Modus Baru Menyasar Pelatihan AI
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- Broadcom dan TSMC Ingin Pecah Intel Jadi 2 Perusahaan
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Bocoran Harga Xiaomi 15 Ultra yang Meluncur Sebentar Lagi
- 2,5 Miliar Akun Gmail Terancam AI Hack
- Arti “Fortis Fortuna Adiuvat” yang Sering Muncul di Bio TikTok dan Instagram
- Ditunjuk Jadi "Staff Khusus", Berapa Gaji Elon Musk?
- Meta Bikin Mesin "Pembaca Pikiran" Bertenaga AI, Begini Bentuknya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir Tanpa Harus ke Bank
- Twitter Sudah Gak Seru? Cek 5 Aplikasi Alternatif Ini
- Hanya TV XLED Sharp Aquos FV1 Berukuran Besar yang Dijual di Indonesia, Kenapa?
- CEO Twitter Dukung Elon Musk soal Pembatasan Jumlah Twit
- Cara Dapat Tiket Coba Threads, Aplikasi Buatan Facebook yang Mirip Twitter
- Alasan Sharp Baru Jual TV Mini LED di Indonesia