Karyawan Amazon Diminta Tidak Sembarangan Pakai ChatGPT

- Popularitas chatbot besutan OpenAI, ChatGPT, membuat sejumlah raksasa teknologi ketar-ketir. Amazon juga demikian. Perusahaan meminta karyawannya untuk tidak sembarangan menggunakan ChatGPT.
Adanya imbauan ini diketahui dari sebuah laporan yang mengatakan bahwa sejumlah karyawan Amazon berdiskusi di Slack tentang penggunaan ChatGPT.
Dalam diskusi tersebut, sejumlah karyawan mengatakan bahwa mereka terkesan dengan apa yang dapat dilakukan oleh ChatGPT. Menurut karyawan Amazon, ChatGPT dapat menjawab pertanyaan coding yang biasa dilontarkan saat wawancara kerja di perusahaan.
Baca juga: Ketika Google dan Meta di Bawah Tekanan ChatGPT...
“Sejujurnya aku kagum! (Namun) saya takut dan bersemangat (di waktu yang bersamaan) karena melihat dampak dari cara kami melakukan wawancara pengkodean (perangkat lunak di ChatGPT),” tulis salah satu karyawan di Slack.
Karyawan pun menanyakan perihal penggunaan ChatGPT untuk membantu pekerjaan mereka.
Menanggapi pertanyaan ini, pengacara sekaligus penasehat senior perusahaan meminta karyawan Amazon untuk tidak menulis informasi sensitif apapun ke ChatGPT, termasuk kode perusahaan yang tengah dikembangkan.
“Hal ini penting karena masukan (data) Anda mungkin digunakan sebagai pelatihan data di masa mendatang melalui (metode) iterasi oleh ChatGPT," tulis pengacara tersebut.
"Kami tidak ingin output yang dikeluarkan menyerupai informasi rahasia kami (karena saya sudah melihat berbagai contoh output materi yang mirip dengan milik perusahaan,” tulis pengacara Amazon, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Business Insider, Selasa (31/1/2023).
Baca juga: ChatGPT Disebut Bakal Berbayar, Apa Bedanya dan Berapa Biayanya?
Pembahasan mengenai kehadiran ChatGPT tengah menjadi topik yang cukup sering dibahas di ruang diskusi perusahaan. Beberapa staf juga mempertanyakan seputar pemakaian alat kerja yang mengandalkan kecerdasan buatan.
Pertanyaan yang diajukan seperti “Apakah perusahaan memiliki batasan atau panduan resmi dalam menggunakan alat kecerdasan buatan (AI) sebagai perangkat kerja?”, “Apakah karyawan diizinkan menggunakan alat AI untuk bekerja”, dan sebagainya.
Beberapa dari mereka menjawab sudah menggunakannya, bahkan menjadikan alat tersebut untuk membuat materi pelatihan. Karyawan Amazon juga diimbau untuk mengikuti kebijakan dan menjaga kerahasiaan perusahaan.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- 5 Besar Merek Smartphone Dunia Tahun 2022, Samsung Teratas
- Cara Cek Status Validasi NIK Jadi NPWP via ereg.pajak.go.id buat Lapor SPT Tahunan
- Pengguna TikTok Kini Bisa Kirim "DM" ke Siapa Saja, Tak Harus Saling "Follow"
- FBI Retas Situs Web Komplotan Hacker Ransomware "Hive"
- TCL IonX Meluncur, HP Android Baterai Bisa Dilepas