Bos Intel Asia Ungkap Masa Depan dan Tantangan Komputasi Kuantum

- Komputer kuantum telah mendapat perhatian sejak beberapa dekade lalu. Komputer kuantum disebut-sebut berpotensi besar dan pada 2026 mendatang pasar komputer kuantum diramalkan akan semakin berkembang.
Secara teori, komputer kuantum sendiri dapat bekerja lebih cepat dari superkomputer. Selain itu, komputer kuantum dapat mengolah data dalam jumlah yang lebih besar, apalagi jika dibandingkan dengan komputer konvensional.
Komputer kuantum sendiri berbeda dengan superkomputer dan komputer konvensional.
Jika superkomputer menggunakan bit biner (0 dan 1) sebagai informasi dasar untuk komputasi, komputer kuantum beroperasi berdasarkan prinsip fisika kuantum dan informasi dasarnya bergantung pada but kuantum atau qubit.
Baca juga: Mengenal Condor Cluster, Superkomputer yang Dirancang dari 1.760 PlayStation 3
Sebagai contoh, komputer konvensional akan memerlukan waktu sekitar 300 triliun tahun untuk memecahkan algoritma enkripsi 2.048-bit RSA saat ini. Sedangkan sebuah komputer kuantum 4.099-qubit hanya memerlukan waktu 10 detik untuk memecahkan ekripsi tersebut.
Indonesia pun sudah mulai memperhatikan penelitian terkait komputer dan komputasi kuantum melalui riset yang dilakukan sejumlah universitas dalam negeri.
Tantangan komputasi kuantum di masa depan
Managing Director Asia Pasific Territority sekaligus VP Sales Marketing & Communications Group Intel, Alexis Crowell, mengungkapan bahwa komputer atau komputasi kuantum memiliki tantangan yang besar untuk komersialisasi.
Alexis mengatakan bahwa dibutuhkan lebih dari satu juta qubit berkualitas tinggi untuk mengkomersialkan komputasi kuantum.
Pada level ini, komputer kuantum dapat dikatakan layak komersial karena dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata yang relevan.

"Tantangannya terletak pada kenyataan bahwa qubit sangat rapuh. Mereka memiliki masa hidup yang sangat singkat (dalam hitungan mikrodetik), dan 'noise' terkecil seperti gangguan eksternal dari medan magnet dan variasi suhu dapat menyebabkan hilangnya informasi," kata Alexis.
Alexis melanjutkan, setidaknya ada tiga hal penting yang harus ditangani untuk memajukan pengembangan sistem komputasi kuantum yang kompetitif.
Pertama adalah mengelola qubits dalam temperatur yang lebih tinggi dengan spin qubits.
Sifat qubits yang rapuh mengharuskan mereka beroperasi pada suhu yang sangat dingin, sekitar -273 derajat celcius.
Baca juga: Perbedaan Komponen Hardware, Software, dan Brainware dalam Komputer
Untuk mewujudkan produksi chip kuantum dalam skala besar, Intel sendiri menurut Alexis bekerja sama dengan QuTech, yang menghasilkan teknologi proses spin qubit silikon yang memungkinkan pembuatan lebih dari 10.000 array dengan beberapa spin qubit silikon pada satu wafer dengan yield lebih dari 95 persen.
Spin qubit mirip dengan transistor dan dibangun dengan teknologi 300mm dalam proses fabrikasi yang sama dengan chip semiconductor (CMOS) Intel.
Terkini Lainnya
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- 5 Cara Cek Prosesor Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- Google Suntik Model AI Veo 2 ke YouTube Shorts, Ini Fungsinya
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Perplexity Rilis Fitur untuk Riset Mendalam, Ditenagai AI DeepSeek-R1
- Fitur Tema Chat WhatsApp Hadir di Indonesia
- Ramai di Medsos, Cek Numerologi di ChatGPT untuk Ungkap Karakter, Begini Caranya
- Sedang Tren di Amerika, Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Bukan di Tangan
- Cara Bikin Poster Ramadhan 2025 Pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Football Manager 2023 Meluncur 8 November 2022, Tersedia di PS5
- Edge DC Bangun Data Center Berkapasitas 23 MW
- Disney dan Marvel Umumkan Aneka Game Baru di D23 Expo 2022
- BSSN Gandeng Polri Tangani Dugaan Insiden Kebocoran Data di Indonesia
- Motorola Edge 30 Fusion dan Edge 30 Neo Meluncur dengan Layar Melengkung