GoTo Catat Kerugian Rp 14 Triliun, Naik Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu

- PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) membukukan kerugian hingga 954,85 juta dollar AS atau setara Rp 14,1 triliun pada paruh pertama (Januari-Juni) tahun ini.
Angka itu dua kali lipat lebih besar dibanding kerugian yang dicatat GoTo pada periode yang sama pada tahun lalu. Sebab pada Januari-Juni 2021, GoTo membukukan kerugian sebesar Rp 6,6 triliun.
Menurut CEO GoTo, Andre Soelistyo, kerugian yang dialami perusahaan saat ini diakibatkan oleh kondisi ekonomi yang memburuk.
"Tahun 2022 merupakan tahun yang bergejolak di pasar kami dan kondisi ini bisa bertahan selama beberapa waktu," kata Andre, dikutip dari webcast GoTo terkait laporan keuangan perusahaan.
Baca juga: GoTo Rambah Bisnis Kripto Setelah Akuisisi Perusahaan Crypto Exchange Senilai Rp 124 Miliar
"Kami akan memantau bagaimana ketegangan geopolitik, kenaikan biaya bahan bakar, inflasi dan suku bunga tinggi," imbuhnya.
Selain itu, meningkatnya kerugian perusahaan juga disebut karena laporan keuangan GoTo, khususnya pada kuartal I-2022 tidak menyertakan Tokopedia.
“Rugi bersih kami meningkat dari Rp 1,96 triliun menjadi Rp 6,6 triliun, karena laporan keuangan GOTO dan anak perusahaannya disajikan tanpa Tokopedia. Ini karena penggabungan Gojek dan Tokopedia, selesai dilakukan pada Mei 2021,” kata Andre secara virtual, Senin (30/5/2022).
Adapun pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 3,3 triliun. GoTo juga optimistis kondisi keuangan perusahaan akan membaik berkat pertumbuhan transaksi bruto dan pendapatan bruto tahun lalu serta kuartal I-2022.
Andre bahkan menyatakan bisnis on demand dan e-commerce grup GoTo akan mencapai titik stabil pada kuartal pertama dan keempat pada tahun 2023.
Baca juga: Merunut Polemik Merek GoTo yang Membuat Gojek-Tokopedia Digugat Rp 2 Triliun
GoTo sendiri merupakan perusahaan gabungan dari Gojek dan Tokopedia yang diresmikan pada Mei 2021. Perusahaan ini kemudian go publik atau melantai di bursa pada April lalu dan untuk kedua kalinya melaporkan keuangan perusahaan pada akhir Agustus ini.
Grab juga rugi
Tak hanya GoTo, Grab sebagai pesaing GoTo juga membukukan kerugian pada kuartal II-2022 yang berakhir Juni lalu. Perusahaan asal Singapura ini melaporkan kerugian 572 juta dollar AS atau setara Rp 8,4 triliun.
Meski demikian, angka tersebut turun 29 persen dibanding kerugian Grab pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar 801 juta dollar AS (Rp 11,8 triliun), dihimpun KompasTekno dari Nikkei Asia, Rabu (31/8/2022).
Selain kerugiannya yang menurun, Grab juga membukukan kenaikan pendapatan hingga 79 persen menjadi 321 juta dollar AS (Rp 4,7 triliun) pada kuartal yang berakhir Juni 2022 tersebut.
Terkini Lainnya
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- Asus Zenbook 14 OLED Meluncur di Indonesia, Harga Mulai Rp 17 Juta
- Cara Kirim Tweet dan Menambahkan Teman ke Twitter Circle dengan Mudah
- Apa Itu Twitter Circle? Mirip dengan Fitur Close Friend di Instagram
- Mengecas iPhone 14 Bakal Lebih Ngebut dari iPhone Sebelumnya?
- Langkah WhatsApp Menjadi "SuperApp" Dimulai di India