Telkom Berencana Gabung Indihome dan Telkomsel
- PT Telkom Indonesia berencana untuk menggabungkan bisnis mobile Telkomsel dan fixed broadband Indihome. Rencana ini merupakan bagian dari perombakan perusahaan pelat merah tersebut.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono mengatakan saat ini Telkomsel secara intensif masih terus melakukan koordinasi bersama Indihome dan PT Telkom Indonesia sebagai induk usaha.
Dia mengatakan, Telkomsel akan memastikan seluruh proses operasional dan pengambilan kebijakan perusahaan dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (CGC) serta Business Judgement Rules sesuai aturan yang berlaku.
Baca juga: Telkom Akan Bangun Data Center di IKN
"Kami tentunya telah mempertimbangkan berbagai potensi yang menjanjikan untuk pengembangan portofolio perusahaan melalui setiap rencana strategi bisnis yang akan dijalankan, termasuk salah satunya untuk implementasi Fixed Mobile Covergence (FMC)," jelas Saki melalui pesan singkat, Minggu (21/8/2022).
Melansir Bloomberg, salah seorang sumber yang familiar dengan isu ini menyebut bahwa Telkomsel telah berdiskusi dengan penasihat keuangan tentang rencana penggabungan dengan Indihome.
Sumber yang enggan disebut namanya itu mengatakan Telkom ingin memisahkan bisnis yang fokus untuk konsumer dan layanan khusus untuk korporat.
Saat ini, Telkom masih menjadi pemegang mayoritas perusahaan Telkomsel dengan persentase 65 persen, sementara 35 persennya dipegang oleh perusahaan operator asal Singapura. Pada tahun 2021, Telkomsel mencatat 176 juta pelanggan dan menjadi operator seluler terbesar di Tanah Air.
Baca juga: Binance Dekati BCA dan Telkom Ajak Buka Bursa Saham Kripto di Indonesia?
Sementara Indihome, disebut memiiki 8.6 juta pelanggan dan menguasai 80 persen pangsa pasar fixed broadband di Indonesia. Saham Telkom naik 9 persen tahun ini dan membukukan nilai 29,6 miliar dollar AS.
Diminta untuk rombak gaya bisnis
Beberapa waktu lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyindir gaya bisnis PT Telkom, yang menaungi layanan Telkomsel dan Indihome. Menurut Erick, Telkom masih menggunakan gaya bisnis lama dan belum mengikuti perkembangan zaman.
Anggapan itu muncul karena pada tahun 2020 lalu, dividen Telkom lebih banyak dihasilkan dari anak usahanya, PT Telkomsel.
“Enak sih Telkom-Telkomsel dividen revenue digabung hampir 70 persen, mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (12/2/2020), sebagaimana dihimpun .
Baca juga: Viral Video Penyelam Terjun ke Laut Perbaiki Kabel Telkom, Ini Faktanya
Oleh karena itu, Erick menginginkan agar Telkom mengubah gaya bisnisnya. Dia berharap Telkom bisa fokus untuk penggarap potensi bisnis big data, yang disebutnya saat ini masih dikuasai perusahaan asing. Erick juga mengkaji beberapa model bisnis dari perusahaan pelat merah.
Terkini Lainnya
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- M4 World Championship Mobile Legends Akan Digelar di Jakarta Tahun Depan
- Jadwal MPL S10 Minggu 21 Agustus 2022, Ada RRQ Hoshi Vs Bigetron Alpha
- Data Pelanggan Diduga Bocor, PLN Koordinasi dengan Kominfo dan BSSN
- Asus Rilis Laptop Vivobook Pro 14 Baru di Indonesia, Harga Rp 11 Jutaan
- Data Ribuan Perusahaan di Indonesia Bocor, Dijual di Darkweb