Data Ribuan Perusahaan di Indonesia Bocor, Dijual di Darkweb
- Kasus dugaan kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini melibatkan data yang berasal dari ribuan perusahaan di Indonesia, perusahaan asing yang memiliki cabang di Indonesia, yang jumlahnya mencapai ratusan giga.
Data tersebut diperjualbelikan di suatu forum jual beli data di darkweb oleh akun bernama "toshikana" pada 15 Agustus 2022 lalu, dengan judul "347GB Confidential documents of 21.7K Indonesia Companies + Foreign Companies(branch)".
Dalam postingan itu, toshikana mengeklaim bahwa ia memiliki data dari sekitar 177 perusahaan besar (yang pendapatannya di atas 50 juta dolar AS), serta sekitar 21.540 data dari perusahaan yang pendapatannya di bawah 50 juta dolar AS.
Adapun puluhan ribu data perusahaan yang berlokasi di Indonesia tersebut, diklaim termasuk Huawei, Microsoft, AT&T, dan sebagainya, terkumpul dalam dua buah folder yang memiliki ukuran sekitar 347 GB.
Baca juga: Data 17 Juta Pelanggan PLN Diduga Bocor dan Dijual di Forum Online
Peneliti keamanan siber independen yang juga seorang bug hunter (pemburu celah keamanan internet), Afif Hidayatullah mengatakan bahwa data-data yang dijual toshikana tadiberasal dari situs Administrasi Hukum Umum.
"Kalau itu dari administrasi hukum online yang bocor, https://ahu.go.id/," kata Afif kepada KompasTekno, Jumat (19/8/2022)
Menurutnya, berdasarkan sampel dari penjual, ada 21.726 perusahaan dari PT dan CV yang ada di Indonesia.
"Bahkan, yayasan juga termasuk," kata Afif.
Dari KTP hingga izin usaha
Afif melanjutkan, detail perusahaan yang termasuk dalam kebocoran tersebut mencakup beberapa identitas pribadi karyawan, macam KTP hingga NPWP jajaran direksi dan komisaris, hingga beberapa paspor pengurus perusahaan.
"(Ada juga) NPWP perusahaan, KK pemegang saham, akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan, surat pengukuhan pengusaha kena pajak, pendaftaran perusahaan, izin usaha, laporan keuangan, laba rugi pernyataan, catatan transfer, rekening koran, SPT Tahunan, surat keterangan domisili, rekonsiliasi bank, dan masih banyak lagi," imbuh Afif.
Baca juga: Orang Indonesia Hanya Bisa Pasrah kalau Ada Kebocoran Data
Namun, ia menduga data-data tersebut bocor dari satu server, lantaran memiliki struktur data yang sama.
"Itu (bocor) dari satu server. Pasalnya, jika dilihat dari flow data yang dibagikan, informasi data-datanya memiliki isi (jenis) yang sama. Kalau berbeda server, pasti datanya akan beda dan tidak terlihat dengan kategori yang sama," jelas Afif.
Terkini Lainnya
- iPhone 16 Pro "Sultan" Dijual Rp 163 Juta, Apa Istimewanya?
- Apple Fanboy Ternyata Nggak Buru-buru Ganti iPhone Baru
- 3 Cara Mencegah Panggilan Tidak Dikenal di HP dengan Mudah dan Praktis
- Cara Login WhatsApp Web dengan Nomor HP, Mudah dan Praktis
- 1 Juta Android TV Box Terinfeksi Malware "Vo1d", Indonesia Terdampak
- AWS Cloud Percepat Inovasi Perbankan Digital di Indonesia
- 2 Cara Ganti Password Gmail dengan Nomor HP yang Tidak Aktif, Mudah dan Praktis
- Cara Bikin Absen lewat Google Form dengan Mudah dan Praktis
- Game Legendaris Flappy Bird Akan Kembali Setelah 10 Tahun Menghilang
- Jenis-jenis Aplikasi yang Harus Dihapus di HP Android biar Memori Tidak Cepat Penuh
- Xiaomi Redmi 14R Meluncur dengan Snapdragon 4 Gen 2, mulai Rp 2 Jutaan
- ZTE Nubia V60 Design Resmi di Indonesia, HP "Boba" Harga Rp 1 Jutaan
- Tablet Infinix Xpad Versi 4G Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Terungkap, Hacker Pembobol Indodax dari Korea Utara
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Pengalaman Menjajal Game "Tower of Fantasy", Rival Baru "Genshin Impact"
- Menkominfo Jelaskan Tantangan ASO dan Pembagian STB Gratis
- Migrasi Siaran TV Analog ke Digital Tak Pakai Tahapan Lagi, Utamakan Daerah yang Siap
- PLN Sebut Data Pelanggan yang Bocor Sudah Tidak Update
- Spesifikasi dan Harga Realme Narzo 50i Prime, HP Gaming Rp 1 Jutaan