Asal Mula Internet Explorer, Browser Internet yang Dibangun dari Browser Lain
- Microsoft resmi menyetop dukungan untuk browser Internet Explorer (IE) mulai hari ini, Rabu (15/6/2022).
Usai disetop, Internet Explorer tak lagi akan menerima pembaruan maupun mendukung layanan pada perangkat berbasis Windows 10 (client/IoT) versi 20H2 ke atas.
Internet Explorer telah setia menjadi browser default untuk sistem operasi Windows selama 27 tahun terakhir. Browser yang satu ini telah melalui lika-liku yang cukup rumit.
Mulanya, Internet Explorer merupakan sebuah program yang dibangun berdasarkan source code browser Mosaic buatan Spyglass Inc.
Baca juga: Macam-macam Browser Internet untuk HP dan Komputer
Lisensi yang dimiliki Spyglass Mosaic kemudian dibeli Microsoft pada Desember 1994 dengan mahar sebesar 2 juta dolar AS. Hal ini memungkinkan Microsoft untuk dapat memegang kendali atas sejumlah kode pemrograman Spyglass.
Microsoft kemudian memperkenalkan Internet Explorer (dahulu Microsoft Internet Explorer) pertama kali pada 17 Agustus 1995.
Raksasa teknologi dunia tersebut lalu mulai merilis Internet Explorer secara pertama di sistem operasi Windows 95 pada 1995 lalu.
Di tahun yang sama, Microsoft kembali setuju untuk melisensikan lebih banyak kode milik Spyglass, guna memperluas lisensi jangkauan Internet Explorer ke sistem operasi lain.
Namun, perjanjian lisensi antara Microsoft-Spyglass mengalami permasalahan. Spyglass mengaku bahwa pihaknya tidak menerima royalti yang seharusnya dibayarkan Microsoft.
Dalam perjanjiannya, Spyglass dinyatakan bakal menerima royalti sebesar 4 juta dolar AS pada kuartal pertama tahun.
Baca juga: UC Browser Milik Jack Ma Dihapus dari Toko Aplikasi Android
Karena tak kunjung menerima royalti yang dijanjikan, saham Spyglass dilaporkan anjlok sebesar 14 persen.
Microsoft mengaku setuju untuk membayar Spyglass biaya senilai satu kuartal tahun ditambah royalti berdasarkan distribusi Internet Explore.
Besaran royalti yang seharusnya diterima Spyglass seharusnya berkisar 1-2 juta dolar AS. Namun, Spyglass justru hanya menerima pembayaran minimum sebesar 400.000 dolar AS.
Spyglass bahkan sempat mengirimkan surat ke Microsoft untuk meminta izin diadakannya audit perusahaan.
Hingga pada tahun 1997, Microsoft akhirnya setuju untuk membayar biaya ganti rugi sebesar 8 juta dolar AS ke Spyglass. Sebagian besar dana tersebut dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Nilai Bitcoin di El Salvador Anjlok 50 Persen, Imbas Merosotnya Harga Mata Uang Kripto
- Kilas Balik Perjalanan Internet Explorer Sebelum Akhirnya “Disuntik Mati”
- Paket Bundling Telkomsel WeTV, Harga Mulai Rp 12.000
- Instagram Stories Dikeluhkan Error, Pengguna Harus Melihat Lagi Konten yang Sudah Ditonton
- Liam Resmi Mundur dari RRQ Hoshi, Ini Deretan Prestasinya