Tarif PPN Naik Jadi 11 Persen, Ini Dampaknya Bagi Operator Seluler dan Pelanggan
- Pemerintah bakal menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen pada 1 April besok. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Dengan demikian, mulai besok seluruh barang dan jasa yang kena pajak, seperti aneka layanan yang disediakan operator seluler bagi para pelanggannya, kemungkinan akan mengalami kenaikan harga.
Pengamat Industri Telekomunikasi Ridwan Effendi mengatakan bahwa kenaikan tarif PPN akan turut berdampak pada bisnis operator seluler di Indonesia. Sebab, tak seluruh operator seluler di Indonesia memiliki laporan keuangan yang cukup sehat.
"(Dampaknya) akan cukup berat, mengingat belum semua operator telekomunikasi (di Indonesia) yang kinerja keuangannya positif atau untung di akhir tahun (2021)," ujar Ridwan ketika dihubungi KompasTekno, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Tarif PPN Naik Jadi 11 Persen, Harga Pulsa dan Kuota Data Ikut Naik?
Ridwan menambahkan, kenaikan tarif PPN juga sejatinya bakal dirasakan oleh pelanggan yang menikmati dan membayar layanan yang disediakan operator seluler yang mereka pakai.
Sebab, besaran biaya PPN yang harus dibayarkan akan sangat bergantung pada harga dari layanan yang dibeli pengguna.
"Sudah pasti bebannya (kenaikan harga) akan dialihkan ke pelanggan. Sebab, esensi dari PPN memang untuk mendapatkan pajak dari transaksi dengan end-user, seperti pembelian pulsa," imbuh Ridwan.
Lebih lanjut, Ridwan menaksir pemerintah bisa menambah pemasukan sekitar 1 triliun lebih per tahunnya dari sektor telekomunikasi.
Harga pulsa dan paket data akan naik?
Ridwan tidak memberikan prediksinya apakah nanti operator-operator seluler di Indonesia bakal menaikkan harga layanan mereka atau tidak.
Namun, ia mengatakan bahwa tradisi perang harga antara operator seluler akan luntur ketika tarif PPN naik menjadi 11 persen.
"Sepertinya (tradisi) perang harga akan ditinggalkan operator seluler karena dampak jangka panjangnya bakal merugikan dua pihak, yaitu perusahaan dan pelanggan yang menjadi pengguna layanan," kata Ridwan.
Baca juga: PPN Naik Jadi 11 Persen, Tarif Internet Oxygen, Biznet, dan Iconnet Ikut Naik?
Terkait harga sendiri, Ridwan mengatakan bahwa operator seluler bisa mencari jalan lain agar pelanggan tetap setia dan tidak beralih dari satu operator ke operator lainnya di tengah kenaikan tarif PPN 11 persen.
Salah satunya adalah melakukan service level agreement (SLA) dengan cara meningkatkan kualitas layanan pelanggan, kualitas dan jangkauan sinyal, dan lain sebagainya.
"Dengan demikian, masyarakat akan makin tertarik dengan operator yang memberikan layanan yang memuaskan," pungkas Ridwan.
Terkini Lainnya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Voice Message WhatsApp Ditingkatkan, Ini 6 Fitur yang Bakal Hadir
- Samsung Hapus Huruf "Z" di Ponsel Lipat Pasar Eropa, gara-gara Perang Rusia-Ukraina?
- Selain di Indonesia, Shopee Juga Beroperasi di Negara-negara Ini
- Ketika Induk Facebook Bayar Agensi Digital untuk Coreng Citra TikTok...
- Apple Tolak Servis iPhone Curian dan Dinyatakan Hilang