cpu-data.info

Riset Nielsen: Belanja Iklan Digital Naik, Tembus Rp 41 Triliun pada 2021

Ilustrasi iklan. Bagaimana fungsi iklan bagi pemerintah dan perusahaan? Tentu fungsinya berbeda karena tujuan keduanya memasang iklan berbeda.
Lihat Foto

- Nilesen mengumumkan laporan tahunan terkait belanja iklan di media untuk tahun 2021.

Dalam laporan tersebut terungkap, belanja iklan di semua media yang dimonitori Nielsen (televisi, channel digital, media cetak, radio) tercatat tembus Rp 259 triliun sepanjang 2021 berdasarkan perhitungan gross rate card.

Angka itu mewakili pertumbuhan 13 persen dari tahun sebelumnya.

Untuk tahun 2021, televisi tercatat masih menjadi saluran iklan nomor satu favorit brand. Hal ini terbukti dengan jumlah belanja iklan televisi yang empat lima kali lipat lebih besar dibanding jumlah belanja iklan di channel digital.

Baca juga: Induk Google Cuan berkat Moncernya Bisnis Iklan

Data Nielsen mengungkapkan, jumlah belanja iklan televisi mencapai 78,2 persen dari total belanja iklan di 2021, atau setara Rp 202,5 triliun.

"Televisi masih menjadi saluran iklan utama karena sifatnya yang dapat menjangkau audiens lebih banyak dalam waktu bersamaan," kata Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina.

Belanja digital naik 67 persen

Adapun saluran digital masih menjadi saluran iklan favorit nomor dua dengan jumlah belanja iklan mencapai 15,9 persen dari total belanja iklan di 2021. Jika dihitung angka tersebut setara Rp 41,18 triliun.

Tanpa mengungkap angka untuk perbandingan, Hellen mengungkapkan bahwa belanja iklan digital mengalami peningkatan, dibanding tahun 2020.

"Kemudahan customisasi channel digital membuat belanja iklannya juga turut beranjak naik. Peningkatan ini menandakan bahwa kepercayaan untuk beriklan di tengah pandemi masih tinggi,” kata Hellen dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Rabu (16/3/2022).

Untuk kategori iklan, Nielsen melihat pertumbuhan positif pada 9 dari 10 kategori, yaitu:
online services, facial care, hair care, coffee and tea, snacks, clove cigarettes, seasonal condiments, liquid milk, dan instant food and noodles.

Di mana pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kategori online services (layanan online) dengan belanja iklan mencapai Rp 42,8 triliun, meningkat 67 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, belanja iklan di media cetak hanya sebesar 5,5 persen (sekitar Rp 1,42 triliun) dan radio hanya 0,4 persen (sekitar Rp 1,03 triliun).

Baca juga: Tidak Ada Iklan, WhatsApp Dapat Uang dari Mana?

Nielsen mulai pantau iklan di medsos

Mulai 2022 ini, Nielsen juga memantau belanja iklan di media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.

Menurut Nielsen, ada temuan menarik antara belanja iklan di channel media sosial dan bukan media sosial. Hal ini karena beberapa kategori memiliki strategi belanja iklan yang berbeda.

Misalnya pada channel media sosial, kategori financial institution, banking, e-channel, retailers, dan software companies tercatat memiliki angka belanja iklan yang lebih besar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat