Apple Sesumbar Jadi Perusahaan Game Pesaing Sony, Microsoft, dan Nintendo
- Apple menyatakan bahwa perusahaan siap bersaing di industri gaming bersama dengan Sony, Microsoft, dan Nintendo.
Dalam laporan pendapatan perusahaan, Apple mengklaim telah menyumbang 33 persen transaksi di semua marketplace gaming.
Selain itu, Apple juga melaporkan 70 persen revenue (pendapatan) App Store berasal dari aplikasi gaming dan transaksi in-game purchase.
Pendapatan tersebut, menurut Apple, "hanya" dihasilkan oleh kurang dari 10 persen pengguna toko aplikasi App Store.
Sementara itu, layanan berlangganan game Apple Arcade dilaporkan telah mencetak pendapatan sebesar 68,43 miliar dolar AS (sekitar Rp 977 triliun) untuk tahun fiskal 2021.
Jumlah tersebut sanggup mengalahkan gabungan total pemasukan yang diraih Sony, Nintendo, Microsoft, dan Activision.
Dengan besarnya jumlah pendapatan dan kontribusi yang diberikan Apple, perusahaan asal Cupertino, AS ini tak lagi hanya bersaing dengan Google (Android) dan Microsoft (Windows).
Apple justru akan menjadi kompetitor baru bagi Sony, Microsoft, dan Nintendo, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Apple Insider, Rabu (3/11/2021).
Baca juga: Bisnis Game Apple Lebih Besar dari Gabungan Microsoft, Sony, dan Nintendo
Keseriusan Apple juga diwujudkan dengan meancang perangkat headset yang sudah mendukung teknologi mixed reality, yakni gabungan konsep antara Augmented Reality (AR) dengan Virtual Reality (VR) untuk gaming.
Belum diketahui secara pasti kemampuan atau fitur yang akan dibawa pada perangkat ini. Menurut analis pasar ternama, Ming-Chi Kuo, Apple akan membawa sejumlah fitur-fitur canggih pada headset misterius ini.
Selain membagikan jumlah pendapatan perusahaan, Apple berencana untuk melakukan perubahan pada kebijakan Apple Store. Menurut Apple, perubahan ini berpotensi mengurangi jumlah komisi yang diterima dari Apple Tax.
Sebelumnya, Apple memberikan kebijakan kepada pengembang game yang merilis game besutannya di App Store untuk membayarkan pajak sebesar 15-30 persen.
Dengan adanya rencana perubahan kebijakan ini, pihak pengembang juga dituntut memaksa pelanggannya melakukan transaksi biaya berlangganan dan pembelian item di dalam game, melalui platform pembayaran dalam ekosistem Apple.
Baca juga: App Store Catat Rekor Belanja Terbanyak Saat Tahun Baru 2021
Terkini Lainnya
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Harga Sempat Meroket, Kripto Squid Game Berujung Penipuan
- Samsung Dilaporkan Mulai Produksi Galaxy S22
- Algoritma Bermasalah, Waze Arahkan Pengguna ke Jalan Macet
- Daftar Game Baru yang Rilis November 2021, Ada Call of Duty: Vanguard dan Battlefield 2042
- Sri Mulyani Bertemu Jeff Bezos, Apa yang Dibahas?