cpu-data.info

Riset Ungkap "Rajinnya" Ponsel Android Kumpulkan dan Bagi-bagi Data Pengguna

Ilustrasi Android 10
Lihat Foto

- Smartphone berbasis sistem operasi (OS) besutan Google, Android diterpa kabar tak mengenakkan. Pasalnya, OS Android yang berjalan di beberapa merek ponsel disebut mengumpulkan dan membagikan data penggunanya ke vendor ponsel maupun aplikasi pihak ketiga.

Hal ini terungkap dalam sebuah riset terbaru bertajuk "Android Mobile OS Snooping By Samsung, Xiaomi, Huawei and Realme Handsets" yang diinisiasi oleh empat orang peneliti asal Universitas di Inggris dan Irlandia.

Dalam riset tersebut, peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dan dikirimkan oleh berbagai macam varian OS Android.

Utamanya yang dikembangkan oleh vendor ponsel, seperti Samsung, Xiaomi, Realme, dan Huawei. Lalu, OS Android besutan Google sendiri, hingga variasi OS Android modifikasi seperti LineageOS dan /e/OS.

Ternyata, riset menemukan bahwa OS Android yang dikembangkan oleh vendor ponsel mengumpulkan data pengguna. Kemudian membagikan data tersebut kembali ke pengembang OS dan juga aplikasi pihak ketiga, seperti Google, Facebook, LinkedIn, dan Microsoft.

"Kecuali OS varian /e/OS, bahkan ketika ponsel dalam keadaan diam, OS Android tetap mengirimkan sebagian besar informasi ke pengembang OS dan juga ke aplikasi pihak ketiga bawaan," kata peneliti.

Dengan kata lain, meski tidak aktif atau tak sedang digunakan oleh pengguna, ponsel Android selalu mengirimkan data pengguna ke sejumlah pihak.

Baca juga: 20 Aplikasi yang Paling Banyak Melacak Pengguna, Instagram Teratas

Data yang dikumpulkan dan dibagikan OS Android kepada pengembang OS dan aplikasi pihak ketiga.Bleeping Computer Data yang dikumpulkan dan dibagikan OS Android kepada pengembang OS dan aplikasi pihak ketiga.
Berdasarkan tabel yang disajikan dalam riset, data yang dikumpulkan oleh OS Android merek Samsung, Xiaomi, Realme, dan Huawei meliputi pengenal perangkat (nomor IMEI ponsel, nomor seri hardware) serta pengenal iklan yang dapat di-reset lalu ditautkan kembali ke perangkat (Samsung Consumer ID dan Google Ad ID).

Google Ad ID sendiri dapat memuat informasi seperti nama, alamat, alamat e-mail pengguna ponsel. Boleh dibilang, Google Ad ID ini berperan sebagai pelacak aktivitas pengguna Android untuk kepentingan iklan yang dipersonalisasi.

Dari penerima data yang ada, menariknya, nama Google muncul sebagai penerima data hampir di seluruh bagian tabel.

Baca juga: Google Diam-diam Lacak Pengguna lewat Mode Incognito Chrome

Tanggapan Google

Menurut peneliti, pengguna Android dari merek ponsel di atas tidak bisa melakukan opt-out (berhenti) dalam pengumpulan dan pembagian data ini.

Meski data seperti pengenal iklan (Ad ID) sebenarnya pengguna bisa di-reset, peneliti menunjukkan bahwa sistem pengumpulan data dapat dengan mudah menautkan kembali ID baru ke perangkat yang sama dan menambahkannya ke riwayat pelacakan asli.

Google sendiri sudah buka suara perihal temuan yang disajikan dalam riset berjudul "Android Mobile OS Snooping By Samsung, Xiaomi, Huawei and Realme Handsets" itu.

Seorang juru bicara Google mengatakan bahwa memang begitulah cara kerja smartphone saat ini.

"Seperti yang dijelaskan dalam artikel Help Center untuk layanan Google Play kami, pengumpulan data ini penting untuk layanan perangkat inti, seperti push notification dan update software di ekosistem dan software yang beragam," kata juru bicara Google.

Juru bicara Google menyontohkan, layanan Google Play menggunakan data pada perangkat Android bersertifikat untuk mendukung fitur perangkat inti, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bleeping Computer, Jumat (15/10/2021).

Pengumpulan informasi dasar yang terbatas, seperti nomor IMEI perangkat, diperlukan untuk memberikan pembaruan penting di seluruh perangkat dan aplikasi Android.

Baca juga: Benarkah Instagram Menguping Percakapan Pengguna untuk Iklan?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat