Panggilan Suara dan Video di Facebook Messenger Sudah Tidak Bisa Disadap

- Facebook akhirnya mengumumkan opsi enkripsi ujung-ke-ujung (end-to-end encryption, E2EE) untuk mengamankan panggilan suara dan video di Facebook Messenger.
Sebelumnya, lapisan keamanan enkripsi ujung-ke-ujung di Facebook Messenger hanya terbatas untuk melindungi pesan di fitur "secret conversation" (percakapan rahasia) saja.
"Hari ini, kami meluncurkan opsi untuk membuat video dan voice call terenkripsi dari ujung-ke-ujung di Messenger," tulis Ruth Kricheli, selaku Direktur Manajemen Produk di Facebook Messenger.
Dengan adanya opsi enkripsi ujung-ke-ujung ini, panggilan suara dan video pengguna di Facebook Messenger menjadi aman dan tidak dapat disadap oleh pihak manapun, termasuk Facebook itu sendiri.
Perlu dicatat, Facebook menggulirkan perlindung E2EE ini sebagai opsi, bukan sebagai pengaturan default.
Karena masih berupa pilihan, ini mengindikasikan bahwa fitur enkripsi ujung-ke-ujung di voice dan video call Facebook Messenger kemungkinan harus diaktifkan secara manual oleh pengguna.
Kendati demikian, Facebook tidak memberikan detail langkah-langkah untuk mengaktifkan fitur enkripsi ujung-ke-ujung di voice dan video call Facebook Messenger.
Yang jelas, Facebook mengatakan, keputusan menyertakan pilihan lapisan keamanan enkripsi ujung-ke-ujung pada video dan voice call di Facebook Messenger ini, tak lepas dari adanya lonjakan penggunaan dua fitur tersebut.
Menurut Facebook, selama 2020, ada lebih dari 150 juta panggilan video dan audio dalam sehari di Facebook Messenger.
"Untuk itu kami memperkenalkan panggilan ke mode obrolan ini sehingga Anda dapat mengamankan panggilan audio dan video Anda dengan teknologi yang sama (E2EE) ini, jika Anda mau," tulis Kricheli, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laman Messenger News Facebook, Sabtu (14/8/2021).

Baca juga: Cara Aktifkan Verifikasi 2 Langkah untuk Cegah Akun WhatsApp Dibajak
Tidak akan dilindungi E2EE secara default hingga 2022
Facebook Inc, yang menaungi media sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp, agaknya memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam menyediakan enkripsi ujung-ke-ujung pada layanannya.
Pasalnya, percakapan di platform pesan instan WhatsApp sudah sejak lama dilindungi oleh E2EE secara default. Hal ini berbeda dengan percakapan yang terjadi di DM Instagram dan Messenger yang belum dienkripsi secara default.
Memang sebelumnya, Facebook telah mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa mengamankan percakapan pengguna di layanan Facebook Messenger dan DM Instagram dengan enkripsi ujung-ke-ujung sepenuhnya, hingga 2022 mendatang.
Tidak dijelaskan alasan pastinya. Namun, dalam sebuah posting di blog resminya pada April lalu, Facebook mengatakan E2EE merupakan proyek jangka panjang perusahaan.
Baca juga: Cara Mematikan Tanda Read di WhatsApp, Facebook Messenger, dan iMessage
Terkini Lainnya
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Jadwal MPL ID Season 8 Hari Ini, Sabtu 14 Agustus
- Jadwal Baru Migrasi TV Analog ke Digital di Indonesia, Dimulai 2022
- Twitter Rombak Tampilan, Ganti Jenis Huruf di Aplikasi dan Web
- Riset: Situs Streaming Ilegal Raup Rp 18 Triliun Per Tahun
- Evos Sports dari Indonesia Masuk 3 Besar Organisasi E-Sports Terpopuler Dunia