Kominfo Pantau Spyware Candiru yang Sasar Aktivis, Politisi, hingga Jurnalis
- Setelah serangan spyware Pegasus pada akhir 2020, Indonesia kini menghadapi ancaman spyware Candiru. Spyware ini berasal dari software berbahaya yang dikembangkan oleh perusahaan cyber warefare Israel.
Hal ini terungkap dari peneliti pengawas keamanan siber, Citizen Lab, bersama dengan Microsoft, yang dipublikasi baru-baru ini.
Berdasarkan analisis Citizen Lab dan Microsoft, Indonesia menjadi salah satu target negara dari spyware Candiru.
Indikasinya, ditemukannya satu domain yang diyakini sudah terinfeksi spyware Candiru, yaitu indoprogress.co. Situs tersebut dideskripsikan Citizen Lab sebagai "Left-leaning Indonesian publication".
Spyware Candiru ini telah menargetkan setidaknya 100 masyarakat sipil, termasuk politisi, aktivis hak asasi manusia (HAM), jurnalis, akademisi, hingga politikus di negara, seperti Inggris, Spanyol, Singapura, Israel, hingga Palestina.
Baca juga: Terungkap, Spyware Israel Incar Aktivis Indonesia
Terkait, temuan Citizien Lab dan Microsoft ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) ikut angkat bicara. Kominfo mengaku akan memantau ancaman siber spyware Candiru ini. Sekaligus akan melakukan mitigasi ancaman siber melalui literasi digital.
"Menteri Kominfo Johnny G. Plate memberikan perhatian serius pada upaya pemantauan terhadap beragam ancaman siber di Indonesia, termasuk ancaman siber Candiru," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (19/7/2021).
Dedy menambahkan, temuan tersebut sudah dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan lain yang terkait, termasuk di antaranya ialah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Bahayanya spyware Candiru
Berdasarkan analisis Citizen Lab dan Microsoft, Spyware milik Candiru ini dijual secara eksklusif dan disebut, "dioperasikan dari beberapa negara, seperti Arab Saudi, Israel, Uni Emirat Arab, Hongaria, dan Indonesia".
Selain domain dari Indonesia, laporan Citizen Lab juga menemukan ada 763 nama domain yang dinilai telah menjadi target spyware Candiru.
Situs-situs itu antara lain merupakan milik kelompok Amnesty International, gerakan Black Lives Matter, hingga instansi layanan pos Rusia.
Baca juga: Kominfo Awasi Spyware Pegasus Pembobol WhatsApp di Indonesia
Spyware Candiru ini disebutkan dapat mengeksploitasi kelemahan pada sistem operasi Windows dan Google, sehingga memungkinkan hacker untuk mencuri kata sandi, file, hingga mencuri pesan dari perangkat.
Pesan yang dicuri termasuk dari e-mail, akun media sosial, termasuk aplikasi pesan instan terenkripsi. Spyware ini juga dapat menginfeksi dan memantau iPhone, Android, Mac, PC, dan akun cloud.
Terkait serangan spyware Candiru ini, Microsoft dalam blog resminya, mengaku telah merilis pembaruan software "yang akan melindungi pelanggan Windows dari eksploitasi eksploitasi terkait, yang digunakan "aktor" untuk membantu mengirimkan malware yang sangat canggih".
Cara menjaga diri dari spyware Candiru
Sembari ancaman spyware Candiru ini dipantau oleh Kominfo, Dedy mengimbau masyarakat untuk terus menjaga keamanan data pribadi dan gagdet/gawai masing-masing.
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Terungkap, Spyware Israel Incar Aktivis Indonesia
- 10 Kota di Indonesia dengan Internet Terkencang, Jakarta Runner-up
- Dituduh Bunuh Masyarakat, Facebook Sebut Presiden Biden Memutarbalikkan Fakta
- Presiden Biden Sebut Facebook dkk Membunuh Masyarakat
- Telkomsel Perkenalkan Kuncie, Aplikasi Edukasi Berbasis Video