WhatsApp Jadi Tempat Favorit Penipu Sebar Link Berbahaya

- Perusahaan keamanan siber, Kaspersky, melakukan riset terhadap sejumlah aplikasi perpesanan yang kerap digunakan untuk menyebar tautan atau link berbahaya, seperti phishing untuk mengelabui korban.
Dari beberapa platform yang diteliti, tautan berbahaya paling banyak dikirim melalui WhatsApp. Persentasenya sekitar 86 persen, jauh lebih tinggi dibanding Telegram di urutan kedua dengan persentase 5,6 persen, Viber 4,7 persen dan Hangouts kurang dari 1 persen.
Secara global, Kaspersky mencatat ada 91.242 tautan phishing yang beredar di seluruh aplikasi chatting selama Desember 2020 hingga Mei 2021.
Kaspersky menilai bahwa banyaknya tautan yang beredar di WhatsApp dibanding platform lain dikarenakan WhatsApp memiliki jumlah pengguna terbanyak di dunia.
Menurut situs Backlinko, WhatsApp memiliki dua miliar pengguna di seluruh dunia dan menjadi aplikasi perpesanan yang paling banyak digunakan. Lebih dari 100 miliar pesan dikirim via WhatsApp setiap harinya.
Kembali ke laporan Kaspersky, tautan berbahaya di WhatsApp paling banyak ditemukan di Rusia dengan persentase 42 persen, diikuti Brazil 17 persen, dan India 7 persen.
Porsi yang hampir mirip juga ditemukan untuk Telegram. Tautan berbahaya yang dikirim via Telegram paling banyak ditemukan di Rusia dengan persentase 56 persen, disusul India 6 persen, dan Turki 4 persen.
Baca juga: Cara Membagikan Link YouTube ke Status WhatsApp
Tingginya persentase di Rusia, kemungkinan disebabkan popularistas Telegram yang semakin naik di sana. Sementara itu, Viber dan Hangouts memiliki persentase yang sangat kecil dibanding platform lain.
Untuk Viber, tautan berbahaya paling banyak ditemukan di Rusia dengan persentase 89 persen, Ukraina 5 persen, dan Belarus 2 persen.
Sedangkan Hangouts, tautan berbahaya paling banyak ditemukan di Amerika Serikat dengan persentase 39 persen dan Perancis 39 persen.
Banyak ditemukan di Brasil dan India
Dalam hal jumlah serangan phishing yang diterima tiap pengguna WhatsApp, Brasil dan India menjadi negara yang paling banyak. Berdasarkan data yang tercatat, ada 177 serangan phishing yang diterima pengguna WhatsApp di Brasil dan 158 serangan di India.
Sementara itu di Rusia, tiap pengguna mendapat 79 serangan tautan phishing di Telegram dan 305 serangan untuk tiap pengguna Viber.
"Data statistik menunjukkan bahwa serangan phishing lewat aplikasi perpesanan masih menjadi yang paling populer di kalangan penipu," jelas Tatyana Shcherbakova, Senior Web Content Analyst di Kaspersky.
Menurut Shcherbakova, salah satu faktor tingginya jumlah tautan berbahaya yang disebar di aplikasi chatting, disebabkan oleh popularitas platform tersebut.
Shcherbakova mengatakan, butuh kecermatan ekstra untuk mengidentifikasi apakah tautan yang diterima mengandung phishing atau tidak. Sebab, perbedaan antara tautan yang aman dan phishing sangat kecil secara kasat mata.
Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Kalau Keluar Grup WhatsApp Lebih dari 2 Kali
"Kewaspadaan yang dikombinasikan dengan teknologi anti-phishing adalah cara jitu untuk memerangi phishing di aplikasi messenger," jelas Shcherbakova, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari halaman resmi Kaspersky, Minggu (18/7/2021).
Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi apakah tautan yang disematkan dalam sebuah pesan, berbahaya atau tidak.
- Waspada dan cermat, cari kesalahan ejaan atau kejanggalan lain di tautan. Meskipun alamat tautan seolah-olah asli, namun, kemungkinan ada ejaan yang diplesetkan, seperti mengganti huruf dengan angka dan semacamnya.
- Jangan membagikan chat berisi tautan mencurigakan ke kontak lain. Menurut Kaspersky, para penipu memanfaatkan skema "pesan berantai" agar si penerima lebih merasa yakin jika menerima pesan dari kontak yang dikenal.
- Banyak penipu yang memanfaatkan aplikasi chat seperti WhatsApp untuk berkomunikasi dengan target yang mereka temukan di sumber terpercaya, seperti platform marketplace dan layanan pemesanan akomodasi.
- Munculkan rasa curiga, sekalipun tautan dikirim oleh teman dan kerabat dekat. Sebab ada kemungkinan, akun mereka dibajak.
- Tidak ada salahnya untuk menggunakan teknologi tambahan untuk mencegah pengguna terjebak di tautan phishing.
Terkini Lainnya
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Menutup Aplikasi Latar Belakang Bisa Hemat Baterai HP, Benarkah Demikian?
- Oppo Reno6 Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya
- Amazon Ambil Alih Tim Satelit Internet Milik Facebook
- Game Demon Slayer Sudah Bisa Dipesan di Steam, Ini Harganya
- Admin Grup Facebook Bisa Beri Gelar "Pakar" untuk Anggota
- Zuckerberg Bagikan Rp 14 Triliun untuk Kreator Konten Instagram dan Facebook