cpu-data.info

Bukalapak Dikabarkan Dapat Pendanaan Rp 3,4 Triliun

Startup eCommerce Bukalapak
Lihat Foto

Startup e-commerce Bukalapak dilaporkan mendapat suntikan investasi baru yang termasuk dalam putaran pendaaan Seri G. Angka investasi yang digelontorkan
mencapai 234 juta Dollar AS atau sekitar Rp 3,4 triliun.

Gelontoran dana tersebut didapat dari sejumlah investor seperti Microsoft, GIC (perusahaan investasi asal Singapura), dan Emtek.

Pendanaan ini merujuk pada minat investor global yang belakangan mulai melirik Indonesia, karena dianggap memiliki potensi pasar yang cukup bernilai dan berkembang pesat di tengah kemajuan teknologi.

Baca juga: Eksekutif Bukalapak Terpilih sebagai Ketua Umum idEA

Selain Microsoft, GIC, dan Emtek, investor lain yang berada di belakang Bukalapak adalah SC Ventures, Standard Chartered, dan Naver Corp.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (15/4/2021), suntikan dana ini diprediksi akan memberikan amunisi bagi Bukalapak untuk mendominasi pasar e-commerce di Asia Tenggara.

Berdasarkan sumber yang dekat dengan permasalahan ini, Bukalapak disebut tengah berencana untuk melakukan listing di bursa saham Indonesia, dengan menggandeng Mandiri Sekuritas.

Listing adalah pencatatan saham suatu perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan listing, masyarakat bisa melakukan transaksi (jual atau beli) saham perusahaan tersebut.

Baca juga: GoTo, Inikah Nama Perusahaan Baru Hasil Merger Gojek-Tokopedia?

Umumnya, listing dikenal dengan istilah Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO). Dalam proses IPO, perusahaan melepas saham perusahaannya kepada masyarakat.

Dengan kata lain, saham itu tidak lagi dimiliki oleh segelintir pemegang saham, namun bisa dimiliki oleh masyarakat atau investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pendanaan yang diperoleh Bukalapak ini juga diprediksi bisa memicu perlombaan kapital di pasar e-commerce di Indonesia. Terlebih, upaya merger Tokopedia dan Gojek digadang-gadang bakal menjadi transaksi terbesar di industri teknologi Indonesia jika benar terwujud.

Merger dua perusahaan tersebut juga diklaim akan menghasilkan perusahaan yang cukup kuat dan komplementer.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat