Jumlah Download Aplikasi TikTok Lampaui Facebook

- Meskipun pemerintah Amerika Serikat di bawah administrasi Donald Trump pernah berencana memblokir TikTok, popularitas aplikasi buatan China itu semakin menanjak.
Menurut laporan terbaru dari Sensor Tower untuk bulan Maret, TikTok menjadi aplikasi non-gaming yang paling banyak diunduh secara global. TikTok diunduh lebih dari 58 juta kali di seluruh dunia pada bulan tersebut.
Data dari Sensor Tower menunjukkan bahwa 10 persen dari total unduhan global aplikasi TikTok berasal dari AS. Tahun lalu, TikTok mengklaim bahwa penggunanya di AS menembus angka 100 juta dollar AS.
Baca juga: TikTok Bingung, Jadi Diblokir Apa Tidak di AS
Sensor Tower menyebut aplikasi TikTok paling banyak diunduh di China yakni sebesar 11 persen. Tampaknya Sensor Tower menggabungkan aplikasi TikTok dan Douyin yang merupakan aplikasi TikTok versi China.
Di bawah TikTok ada aplikasi Facebook yang menjadi aplikasi non-gaming kedua yang paling banyak diunduh secara gobal. Facebook diunduh sebanyak 56 juta kali dalam periode yang sama.
Facebook paling banyak diunduh di India dengan kontribusi sebesar 25 persen, diikuti AS sebesar 8 persen.
Anak perusahaan Facebook lainnya, yakni Instagram, WhatsApp, dan Messenger menduduki urutan keempat hingga kelima secara berurutan.
Aplikasi populer lain seperti Snapchat, Zoom, dan Telegram juga masuk dalam daftar 10 besar yang dirilis Sensor Tower. Namun, tidak dirinci berapa jumlah unduhannya.
Khusus di Google Play Store, Facebook tetap menjadi aplikasi paling banyak diunduh, diikuti Instagram dan TikTok.
Baca juga: Perusahaan Induk TikTok Akuisisi Pengembang Game Mobile Legends
Terkait nasib aplikasi TikTok di AS, hingga saat ini belum ada kejelasan apakah pemerintahan Joe Biden akan bersikap sama dengan pemerintahan Trump sebelumnya atau tidak.
Seperti kebanyakan aplikasi asal China lainnya, pemerintahan Donald Trump beralasan bahwa TikTok mengancam keamanan nasional, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Gadgets Now, Rabu (14/4/2021).
Melansir dari Global Times, sekertaris perdagangan AS Gina Raimondo baru-baru ini mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden yang baru dilantik Januari lalu menggantikan Trump mengatakan, akan meninjau kembali kebijakan terkait perusahaan teknologi asal China.
Belum diketahui, apakah nantinya Biden akan menarik atau justru semakin memperketat bisnis perusahaan asal China di AS.
Belum ada tanda-tanda pula apakah Biden akan memaksa induk TikTok, ByteDance untuk menjual TikTok ke perusahaan AS atau tidak seperti yang pernah disyaratkan mantan presiden Donald Trump.
Terkini Lainnya
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Kapan 5G di Indonesia Dirilis?
- Malware Joker Ditemukan di 10 Aplikasi AppGallery Huawei
- Microsoft Caplok Perusahaan Kecerdasan Buatan Senilai Rp 288 Triliun
- Spotify Bikin Kumpulan Playlist dan Podcast Khusus Ramadhan
- Google Setop Aplikasi Belanja Online "Shopping" di iOS dan Android