YouTube Hapus 83 Juta Video dan 7 Miliar Komentar sejak 2018
- Sejak 2018 lalu, YouTube merilis laporan Penegakan Pedoman Komunitas. Laporan tersebut berisi jumlah konten yang teridentifikasi melanggar ketentuan atau pedoman komunitas, yang kemudian dihapus oleh YouTube.
Hingga 2021, YouTube mengklaim telah menghapus 83 juta video dan 7 miliar komentar karena dinilai melanggar Pedoman Komunitas YouTube.
YouTube pun telah berinvestasi untuk machine learning yang sudah dipasang sejak tahun 2017 lalu, untuk memaksimalkan kinerja dalam menyaring konten dan komentar.
Hingga saat ini, machine learning itu mampu mengidentifikasi 94 persen dari seluruh konten yang dinilai melanggar pedoman komunitas YouTube dengan pelaporan otomatis.
Dari 94 persen tersebut, 75 persen di antaranya telah dihapus sebelum 10 kali ditonton.
Baca juga: YouTube Akan Sembunyikan Jumlah Dislike?
Berkat machine learning tersebut pula, YouTube bisa mengukur metrik data rasio tontonan melanggar atau violative view rate (VVR). Singkatnya, VVR adalah persentase dari total penayangan konten YouTube yang dinilai melanggar pedoman komunitas.
Data ini mulai dilacak sejak 2017 lalu. Saat ini persentase VVR mencapai 0,16-0,18 persen. Artinya, dari setiap 10.000 penayangan di YouTube, 16-18 penayangan di antaranya berasal dari konten yang melanggar.
Persentase VVR diklaim turun lebih dari 70 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2017 lalu, di mana angka persentasenya berada di atas 0,6 persen.
Direktur YouTube Trust & Safety Jennifer Flannery O'Connor, mengatakan VVR dihitung dengan mengambil sampel video di YouTube dan mengirimkannya ke peninjau konten yang memberi tahu mana video yang melangar kebijakan dan mana yang tidak.
"Dengan mengambil sampel, kami mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang konten melanggar yang mungkin tidak terdeteksi oleh sistem," jelas O'Connor dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Kamis (7/4/2021).
Matrik VVR juga akan fluktuatif seiring dengan kebijakan pedoman komunitas yang diperbarui YouTube.
Jadi, seandainya YouTube memperbarui kebijakannya di kemudian hari, sistem ini akan menangkap konten mana yang masuk klasifikasi sebagai pelanggaran.
Baca juga: YouTube Bisa Kenali Pelanggaran Hak Cipta Sebelum Video Diunggah
YouTube mengatakan, akan terus menindak konten yang melanggar pedoman komunitasnya dengan terus meninjau dan memperbarui kebijakan, serta bekerja sama dengan para ahli dan tetap transparan terkait upaya penegakan yang dilakukan.
"Kami berkomitmen terhadap perubahan ini karena baik untuk viewers, dan baik juga untuk bisnis kami — konten yang melanggar tidak memiliki tempat di YouTube," imbuh O'Connor.
Terkini Lainnya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Pemerintah Siapkan Aturan TKDN untuk Perangkat 5G, Ini Besarannya
- PUBG Mobile Dapat Peta "Karakin", Berukuran Kecil dan Ada Senjata Baru
- Pendinginan Server Microsoft, Dulu Air Laut Kini Jajal Metode Penambang Kripto
- Realme 8 dan Realme 8 Pro Meluncur di Indonesia, Ini Harganya
- Mahkamah Agung AS Tetapkan Android Tak Melanggar Hak Cipta Java