cpu-data.info

Facebook dan Instagram Blokir Akun Milik Militer Myanmar

Dalam file foto yang diambil pada 12 Februari 2020 ini, militer Myanmar ikut serta dalam upacara untuk menandai Hari Persatuan Nasional ke-73 di Yangon.
Lihat Foto

- Kondisi politik di Myanmar tengah bergejolak. Pada awal Februari lalu, Militer Myanmar berhasil mengambil alih pemerintahan yang sah, lewat kudeta.

Sejak saat itu, Pemerintahan Militer baru tersebut mulai memblokir akses warganya ke berbagai platform media sosial, termasuk Facebook.

Facebook mengungkapkan situasi di Myanmar sebagai keadaan darurat dan meresponsnya dengan beberapa cara, termasuk memblokir akun-akun Facebook milik Militer Myanmar dan entitas afiliasinya, tanpa batas waktu.

Baca juga: Setelah Facebook, Giliran Twitter Diblokir Pemerintah Militer Myanmar

"Hari ini, kami melarang sisa akun militer Myanmar "Tatmadaw", akun entitas negara lainnya, serta media yang dikendalikan militer dari Facebook," tulis Facebook di laman Newsroom Facebook.

Di samping itu, Facebook juga memblokir iklan dari organisasi komersial yang terkait dengan militer. Pemblokiran akun-akun yang berkaitan dengan Militer Myanmar juga akan berlaku secepatnya di media sosial lain kepunyaan Facebook, Instagram.

Pemblokiran ini dilakukan lantaran Facebook melihat adanya risiko yang lebih besar bila akun-akun yang berafiliasi dengan Tatmadaw, masih dibiarkan berkoar-koar di Facebook dan Instagram.

"Berbagai peristiwa sejak kudeta 1 Februari lalu, termasuk tindakan kekerasan yang mematikan, telah memicu perlu adanya pemblokiran ini," tulis Facebook.

Sejak kudeta, Facebook mengatakan telah memblokir akun-akun milik Militer Myanmar dan afiliasinya, termasuk laman Tatmadaw True News serta laman saluran radio dan televisi MRTV.

"Mereka terus melanggar kebijakan kami yang melarang koordinasi kerusakan dan hasutan untuk melakukan kekerasan," ungkap Facebook.

 Baca juga: Ini Dia Video YouTube Ampun Bang Jago yang Jadi Saksi Detik-detik Kudeta di Myanmar

Pada 11 Februari lalu, Facebook juga memblokir laman Tatmadaw Information Team dan akun juru bicara Tatmadaw, Brigjen Zaw Min Tun karena menyebarkan misinformasi.

Tiga fokus

Terkait situasi di Myanmar ini, Facebook memiliki tiga fokus utama yakni sebisa mungkin mencegah konten kekerasan disebarkan di platformnya, melindungi kebebasan berekspresi komunitasnya di Myanmar, serta memastikan bahwa Facebook dapat digunakan oleh orang-orang di Myanmar untuk mengakses informasi dan berkomunikasi.

"Kami terus memantau situasi dan akan mengambil tindakan tambahan jika perlu untuk menjaga orang-orang tetap aman," kata Facebook.

Pada Februari lalu, Militer Myanmar Kondisi politik di Myanmar tengah bergejolak. Militer Myanmar yang memperoleh kekuasaan lewat kudeta. Sejumlah pemimpin sipil ditangkap, seperti Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

Kudeta itu merupakan buntut kemenangan besar Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang dipimpin oleh Suu Kyi, dalam Pemilu November 2020 lalu. Setelah kudeta, sejumlah warga Myanmar dilaporkan mengalami gangguan internet selama beberapa jam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat