Facebook Akan Kembali Memuat Konten dari Situs Berita di Australia
- Minggu lalu, Facebook berhenti menayangkan konten dari situs berita untuk para penggunanya di Australia, menyusul penyusunan undang-undang News Media Bargaining Code Law oleh pemerintah di sana.
Namun, Facebook belakangan berubah sikap dan menyatakan akan kembali menampilkan konten berita untuk warga Australia dalam beberapa hari mendatang.
Keputusan ini diambil setelah pemerintah Australia akhirnya setuju merevisi undang-undang tersebut. Poin-poin perubahannya diutarakan dalam keterangan yang dirilis pemerintah Australia pada Selasa kemarin di tautan berikut.
Managing Director Facebook Australia & Selandia Baru, William Easton mengatakan bahwa pihaknya "puas" karena pemerintah Australia menyetujui sejumlah perubahan serta memberi jaminan untuk menjawab kekhawatiran Facebook.
"Untuk itu, kami akan kembali menampilkan konten berita di Facebook untuk warga Australia dalam beberapa hari mendatang," tulis Easton dalam keterangan tertulis yang diunggah di laman Facebook.
Selain itu, Easton mengabarkan bahwa Facebook akan meningkatkan investasi dalam jurnalisme publik.
Baca juga: Warga Australia Tak Bisa Lagi Baca Berita dari Facebook
Dia agaknya merujuk pada proyek Facebook beranama The Facebook Journalism Project.
Proyek ini sedianya memberikan menyediakan pelatihan, program, dan kemitraan dengan organisasi berita dan penerbit.
Di keterangan terpisah, VP, Global News Partnerships Facebook, Campbell Brown mengungkapkan, Facebook tetap memiliki kendali untuk memilih berita apa dari media mana yang akan muncul di platform media sosialnya.
"Sehingga kami tidak secara otomatis tunduk pada negosiasi paksa," ujar Brown.
Poin perubahan rencana UU News Media Bargaining Code Law antara lain pemerintah harus mempertimbangkan kesepakatan komersial antara platform digital dengan organisasi berita lokal sebelum mengeluarkan peraturan lebih lanjut.
Selain itu, perusahaan teknologi juga harus diberi pemberitahuan satu bulan sebelumnya.
Poin revisi lainnya adalah perusahaan teknologi diberikan waktu dua bulan tambahan untuk membuat kesepakatan komersil dengan organisasi berita, sebagaimana dihimpun dari Sydney Morning Herald.
Sebelumnya, pada Rabu (17/2/2021), Facebook berhenti menayangkan konten situs berita di jejaring sosialya untuk wilayah Australia, termasuk yang berhubungan dengan berita internasional maupun dari dalam negeri.
Baca juga: Aplikasi Media Australia Laris Pasca-Facebook Blokir Konten Berita
Kendati hanya berlaku di Australia. Pengguna Facebook di wilayah dunia selebihnya, juga perusahaan media di luar Australia, ikut terkena imbasnya.
Pengguna Facebook di luar Australia, misalnya, tidak bisa melihat posting konten berita asal Australia, atau membagikan berita yang berasal dari negara tersebut di Facebook.
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- TikTok Bakal Terjun ke Bisnis E-commerce di Indonesia?
- Samsung Jamin Update Keamanan Smartphone Galaxy hingga Empat Tahun
- Remaja Gamer Jagoan FIFA 21 Akhirnya Kalah Setelah 500 Kali Menang
- Cara Gamer di India Melawan Tengkulak PS5
- Jumlah Pengguna Internet Indonesia 2021 Tembus 202 Juta