Pemerintahan Baru AS Tinjau Ulang Kebijakan Blokir Huawei
- Genap satu minggu Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS), menggantikan Donald Trump.
Kemenangan Biden tentu sedikit banyak akan membawa perubahan ke gaya politik luar negeri AS. Selama empat tahun kepemimpinannya, Donald Trump dikenal sangat sengit dengan pemerintah China.
Salah satunya adalah pembatasan hingga pemblokiran sejumlah teknologi buatan perusahaan China, terlebih Huawei. Lantas, apakah nasib Huawei akan berubah di bawah kepemimpinan Biden?
Baca juga: Huawei Dikabarkan Jual Bisnis Seri Ponsel Kelas Atas
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa Biden akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait perintah eksekutif yang diterbitkan Trump untuk Huawei. Tujuannya adalah untuk membuat strategi yang komprehensif.
Menurut Psaki, upaya ini juga dilakukan untuk mencari kebenaran, apakah perusahaan China benar-benar menyalahgunakan data pengguna dari AS, dan tidak menggunakan teknologi AS untuk memperkuat militer mereka.
"Jadi sekali lagi, kami akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait permasalahan ini. Kami ingin melihatnya dengan cermat dan kami berkomitmen untuk memastikan data dan teknologi AS sudah benar-benar terlindungi," kata Psaki.
Hal serupa juga dikatakan kandidat Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo.
Secara spesifik, Raimondo mengatakan pemerintahan Biden akan berkonsultasi dengan industri dan para pendukung mereka, lalu membuat penilaian terbaik untuk kepentingan keamanan dan ekonomi AS.
Baca juga: Pendiri Huawei Ungkap Rahasia Perusahaan Bertahan dari Tekanan AS
Dengan demikian, nasib Huawei kini masih bergantung pada hasil peninjauan yang tengah dilakukan pemerintahan baru Biden.
Untuk diketahui, sejumlah kebijakan di era Trump sudah dibatalkan oleh Biden, seperti kebijakan tentang hak asasi kaum LGBT, soal lingkungan, dan soal hubungan ras.
Namun, kebijakan soal daftar hitam entity list perusahaan-perusahaan China belum juga diubah. Huawei sendiri masuk ke dalam daftar hitam AS selama hampir dua tahun, sehingga tidak bisa berbisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.
Baca juga: Honor V40 Meluncur, Ponsel Pertama Setelah Pisah dari Huawei
Ponsel-ponsel Android Huawei pun tidak bisa menggunakan layanan Google dan toko aplikasi Play Store.
Selain Huawei, Trump juga ikut memasukkan beberapa perusahaan teknologi asal China lain seperti DJI, ZTE, TikTok, dan WeChat, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Register, Kamis (28/1/2021).
Terkini Lainnya
- 10 Fitur iOS 18 yang Menarik Dicoba, Bisa Ganti Ikon Aplikasi dan Control Center
- Chat Gamer di Discord Kini Tidak Bisa Diintip Hacker
- Cerita Kontingen E-sports Jabar, Sabet Emas PON Nomor Free Fire meski "Bentrok" Turnamen ASEAN
- Kapal Induk Italia "Cavour" Sandar di Jakarta, Bawa Jet Tempur F-35
- Tidak Ada Game PC di PON XXI 2024 Cabor E-sports, Kenapa?
- iPhone dan HP Android Akhirnya Akur, Bisa "SMS-an" Gratis
- Office LTSC 2024 Resmi, Tanpa Internet dan Tak Perlu Berlangganan
- Kompetisi Microsoft Excel Digelar di Indonesia untuk Pertama Kalinya, Final di Las Vegas
- Game "Final Fantasy XVI" Meluncur di PC, Ini Harganya di Indonesia
- Temui Menkominfo, Bigo Live Nyatakan Komitmen Keamanan Konten dan Investasi di Indonesia
- Instagram Rilis Akun Khusus Remaja, Interaksi Bisa Lebih Privat dan Aman
- 27 iPhone yang Kebagian iOS 18
- Samsung Galaxy F05 Meluncur, HP Murah dengan Kamera 50 MP
- Sejarah Urutan Versi Android dari Paling Awal hingga Terbaru
- Bisnis Game Lebih Cuan dari Streaming Video dan Musik, Menurut Riset
- Galaxy S21 Tak Punya Slot MicroSD, Samsung Sebut Memori Internal Sudah Mencukupi
- Pengguna Android Harus Waspada, Ada Malware Disebar lewat WhatsApp
- Google Lens Kini Bisa Terjemahkan Bahasa Secara Offline
- Resmi Masuk Indonesia, Ini Jadwal Penjualan Perdana Samsung Galaxy S21 Plus dan Ultra
- Bocoran Foto dan Spesifikasi iPhone SE Plus