cpu-data.info

YouTube Ungkap Nilai Penghasilan YouTuber, Tembus Ratusan Triliun Rupiah

Ilustrasi.
Lihat Foto

- Perusahaan berbagi video milik Google, YouTube, mengeklaim bahwa dalam tiga tahun terakhir, mereka telah mengeluarkan uang sebesar 30 miliar dollar AS atau sekitar Rp 423 triliun (kurs rupiah Rp 14.128) untuk membayar kreator, artis, dan perusahaan media.

Hal tersebut disampaikan CEO YouTube Susan Wojcicki dalam sebuah artikel berjudul "Surat dari Susan: Prioritas Kami (YouTube) pada Tahun 2021" yang diunggah di blog resmi YouTube.

Selama ini para kreator mendapatkan penghasilan dari beberapa sumber. Selain mengandalkan AdSense, YouTuber juga mendapat penghasilan dari YouTube dengan bagi hasil layanan YouTube Premium.

Khusus pendapatan dari YouTube Premium, tidak disebutkan persentase yang diberikan ke YouTuber. Pada laman dukungan, Google hanya menjelaskan bahwa distribusi pendapatan akan didasarkan pada seberapa banyak pengguna premium yang menonton video YouTuber tersebut.

Susan juga sesumbar bahwa menurut laporan Oxford Economics pada 2019, YouTube menyumbang pendapatan domestik bruto (PDB) AS dengan estimasi 16 miliar dollar AS atau sekitar Rp 255 triliun (kurs rupiah Rp 14.148) atau setara dengan 345.000 pekerjaan penuh waktu.

Di Inggris, ekosistem kreatif YouTube diklaim menyumbang sekitar 1,4 miliar poundsterling atau Rp 27,1 triliun (kurs Rp 19.323) untuk PDB tahun 2019 atau setara dengan 30.000 pekerjaan penuh waktu.

Begitu pula di Perancis, YouTube sesumbar berkontribusi 515 juta euro atau Rp 8,8 triliun (kurs rupiah Rp 17.105) terhadap PDB Perancis tahun 2019 atau setara 15.000 pekerjaan penuh waktu.

Secara keseluruhan, Susan mengatakan, YouTube akan terus meningkatkan layanan YouTube dari segala sisi, termasuk regulasi, hak cipta, dan bagaimana membantu meningkatkan ekonomi para kreatornya.

Baca juga: Bukan dari Iklan, Begini Cara YouTuber Meraup Pendapatan Besar

Menurut Susan, para kreator selalu mendiversifikasi sumber pendapatannya. Pada 2020, jumlah kanal yang mayoritas pendapatannya diperoleh dari Super Stickers, Super Chat, dan keanggotaan (membership) meningkat tiga kali lipat.

Sayangnya, Susan tidak menyebut angka spesifik. Dia hanya mencontohkan salah satu kreator yang berhasil memanfaatkan sistem keanggotaan untuk menghasilkan pundi-pundi.

YouTuber India yang fokus memberikan edukasi literasi keuangan, Rachana Ranade, mulai memanfaatkan sistem keanggotaan tahun lalu. Kini, sebagian besar pendapatannya berasal dari membership dengan nilai lebih dari 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,4 miliar).

Baca juga: Ini Daftar 10 YouTuber Terkaya 2020 Versi Forbes

Saat ini, YouTube sedang menguji coba fitur video pendek bernama YouTube Shorts di India. YouTube mengeklaim, YouTube Short telah mencapai 3,5 miliar penonton harian.

"Kami akan melihat untuk mempertimbangkan ekspansi Short ke lebih banyak negara tahun ini," kata Susan, dirangkum KompasTekno dari TechSpot, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Tips buat YouTuber untuk Menyiasati Turunnya Pendapatan dari Iklan

Dalam suratnya, Susan juga mengungkap rencana YouTube ke depan, seperti lebih transparan dengan kebijakan yang berdampak pada kreator dan akan meningkatkan perbaikan pada proses banding.

YouTube juga akan mulai meminta para kreator di AS untuk memberikan detail jenis kelamin, ras, etnis, dan orientasi seksual secara sukarela untuk memahami berbagai komunitas YouTube dalam skala besar.

Artikel lengkap dari Susan bisa dibaca selengkapnya di blog resmi YouTube berikut. Bisa juga melihat rangkumannya dalam video berikut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat