Nomor Ponsel Pengguna Facebook Dijual Rp 280.000 di Telegram

- Sebanyak 533 juta data pengguna Facebook, seperti user ID dan nomor telepon seluler (ponsel/HP) diperjualbelikan secara ilegal oleh peretas (hacker), dengan memanfaatkan bot di aplikasi pesan instan Telegram.
Kasus ini pertama kali diungkap oleh Alon Gal, Chief Technical Officer pada perusahaan keamanan siber Hudson Rock. Menurut Gal, ini adalah imbas dari kebocoran data Facebook yang terjadi pada Agustus 2019.
Gal turut memaparkan bahwa sang peretas memanfaatkan bot yang tersedia pada aplikasi Telegram. Bot ini memungkinkan seseorang mengetahui user ID pengguna Facebook, apabila mereka sudah mempunyai nomor ponsel pengguna yang dicari.
Baca juga: Begini Cara Menyembunyikan Status Online di Telegram
Sebaliknya, apabila calon pembeli sudah memiliki user ID Facebook seseorang, maka bot akan mencari nomor telepon pengguna yang bersangkutan.
Agar bisa mengakses data ini, peminat diminta membeli kredit. Satu kredit diperlukan untuk setiap satu nomor telepon atau identitas pengguna Facebook yang ingin diakses. Adapun harga yang dipatok untuk satu kredit adalah 20 dollar AS (sekitar Rp 282.000).
In early 2020 a vulnerability that enabled seeing the phone number linked to every Facebook account was exploited, creating a database containing the information 533m users across all countries.
It was severely under-reported and today the database became much more worrisome 1/2 pic.twitter.com/ryQ5HuF1Cm
— Alon Gal (Under the Breach) (@UnderTheBreach) January 14, 2021
Sang hacker turut menawarkan pembelian dalam jumlah banyak, yakni sebesar 5.000 dollar AS (sekitar Rp 70,5 juta) untuk setiap 1.000 kredit yang dijual.
Baca juga: Facebook Resmi Didenda Rp 70 Triliun, Terbesar dalam Sejarah
Dihimpun KompasTekno dari Motherboard, Rabu (27/1/2021), bot ini diklaim telah menampung ratusan juta data pengguna yang tersebar di berbagai negara, mulai dari AS, Kanada, Inggris, Australia, hingga puluhan negara lainnya.
Meski disebut kebanyakan nomor ponsel yang bocor berasal dari kebocoran data Facebook pada 2019, kasus ini tetap mengancam risiko pengguna. Sebab, tidak banyak orang yang rutin mengganti nomor pribadi mereka.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apakah bot yang dimaksud telah dihapus oleh pihak Telegram atau belum. Namun, apabila bot tersebut telah dihapus, ironisnya para peretas masih bisa mengakses data-data tersebut melalui internet.
Baca juga: Mengenal Telegram, Aplikasi Chat yang Dilirik sebagai Pengganti WhatsApp
Terkini Lainnya
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- Menjajal Kamera Samsung Galaxy S21 Ultra, Begini Hasil Jepretannya
- Pupusnya Harapan Balon Google Menyebar Internet di Indonesia
- Asus Luncurkan VivoBook S14 dan VivoBook Ultra 14 Terbaru di Indonesia
- Bagaimana Nasib Ovo jika Tokopedia Merger dengan Gojek?
- Telkomsel dan Gojek Integrasikan Layanan Iklan Digital