Volume Data Melonjak Drastis, Perusahaan Perlu Siapkan Infrastruktur IT yang Memadai
- Era industri 4.0 tak hanya melahirkan peluang, tetapi juga tantangan. Bahkan, tak sedikit sektor yang terdampak disrupsi teknologi karenanya. Bila tidak dapat beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital, perusahaan bisa tertinggal atau bahkan terpaksa gulung tikar.
Sebagai contoh, perusahaan penyewaan film ternama dunia, Blockbuster, mengalami kebangkrutan dan terpaksa menutup 129 gerainya pada awal 2013. Blockbuster kalah bersaing dengan Netflix dan iTunes yang telah memanfaatkan teknologi digital.
Nasib serupa juga dialami raksasa penyewaan buku, Barnes & Noble, yang kewalahan menghadapi persaingan dengan toko buku online, seperti Amazon dan Book Depository.
Disrupsi teknologi semakin terasa sejak pandemi Covid-19 merebak pada awal 2020. Berbagai industri pun harus bertumpu pada teknologi digital agar dapat tetap beroperasi. Contohnya, teknologi konferensi video yang kerap digunakan untuk menyokong sistem work from home atau remote working selama pandemi.
Seiring digitalisasi yang terus menyeruak, volume data secara global turut melonjak. Lonjakan ini bisa dilihat dari pertumbuhan data center secara global.
Seperti diberitakan (5/1/2020), pertumbuhan data center global diperkirakan akan terus melesat hingga 304,7 juta dollar AS pada 2020-2024.
Adapun pertumbuhan data center tercepat terjadi di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan riset perusahaan pemeringkat saham dan obligasi yang berbasis di Amerika Serikat, S&P, kawasan Asia Pasifik akan mencapai peningkatan pasar data center sekitar 10 persen compound annual growth rate (CAGR) pada 2017-2022.
Untuk mengimbangi lonjakan tersebut, perusahaan perlu memperbarui infrastruktur information technology (IT) yang memadai agar bisa bersaing di era industri 4.0. Terlebih, data dan sistem keamanan jaringan IT yang krusial bagi keberlangsungan bisnis di era digital.
Salah satu infrastruktur IT yang berperan penting dan perlu diperbarui adalah penyimpanan data atau data storage.
Data storage merupakan media penyimpanan data server dalam kapasitas besar. Media penyimpanan ini biasanya digunakan berbagai perusahaan yang memiliki database dalam jumlah besar, mulai dari data pelanggan, penjualan, hingga produk atau layanan.
Perhitungan matang
Mengingat data storage memiliki peran krusial, perusahaan harus siap mengeluarkan biaya atau investasi.
Akan tetapi, perusahaan harus cermat dalam dalam menentukan solusi data storage. Pasalnya, perekonomian masih belum pulih akibat pandemi Covid-19. Terlebih, tidak semua perusahaan memiliki kemampuan kapital yang sama untuk berinvestasi pada infrastruktur IT.
Menyiasati hal tersebut, perusahaan bisa memanfaatkan layanan data storage berbasis langganan atau subscription yang lebih ekonomis ketimbang membangunnya sendiri. Salah satu perusahaan yang menawarkan layanan ini adalah Pure Storage Evergreen.
Sisi ekonomis layanan data storage Pure Storage Evergreen tidak hanya berasal dari sistem berbasis langganan. Pure Storage Evergreen juga menyediakan layanan Storage as-a-Service (STaaS).
Layanan STaaS dapat memangkas biaya untuk kepentingan data storage secara signifikan. Hal ini dapat menjadi investasi infrastruktur IT yang strategis di tengah ketidakpastian situasi perekonomian global.
Sebagai informasi, rentang usia atau life cycle infrastruktur data storage adalah 3-5 tahun. Selama rentang waktu itu, perusahaan perlu memikirkan biaya maintenance, software, dan lain sebagainya. Terlebih, perusahaan harus mengeluarkan biaya upgrade data ketika life cycle data storage berakhir.
Dengan berlangganan STaaS, perusahaan tidak perlu membeli atau mengganti perangkat data storage secara berkala dan mengeluarkan biaya maintenance. Perusahaan pun tidak perlu khawatir akan isu downtime, kerusakan, dan isu kompatibilitas.
Selain itu, layanan Pure Storage Evergreen memungkinkan perusahaan untuk menambah kapasitas data storage hanya dengan meningkatkan paket langganan. Dengan begitu, perusahaan dapat leluasa menentukan strategi untuk mengembangkan bisnis.
Dari segi teknis, Pure Storage Evergreen menyediakan solusi layanan upgrade secara berkala, software manajemen storage yang sederhana, dan fleksibilitas untuk beroperasi dengan berbagai penyedia layanan cloud.
Deretan solusi tersebut dapat mendorong perusahaan untuk lebih fokus berinovasi dan meningkatkan performa tanpa perlu khawatir perihal kapabilitas data storage.
Untuk informasi lebih lengkap terkait layanan Pure Storage Evergreen, Anda bisa mengklik tautan berikut.
Ikuti pula survei ini untuk mendapatkan e-voucher senilai 10 dollar AS dari Pure Storage Evergreen.
Terkini Lainnya
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Tanda-tanda LG Menyerah dari Bisnis Smartphone
- Alasan Pemerintah Indonesia Tak Bisa Setegas India soal Kebijakan WhatsApp
- Samsung: Galaxy S21 Versi Termahal yang Paling Laris di Indonesia
- Galaxy S21 Ultra Bisa "Pinjam" Stylus S Pen Galaxy Note
- Tanda-tanda Xiaomi Mi 11 Segera Masuk Indonesia