Kominfo Siapkan 3 Skema Pendanaan Infrastruktur Digital Indonesia
- Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan tiga skema pendanaan untuk pembangunan infrastruktur digital di Indonesia, dalam rangka mengurangi kesenjangan digital.
Menteri Kominfo Johnny Plate mengatakan ketiga skema tersebut mencakup Universal Service Obligation (USO), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor TIK, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Johnny mengatakan, pandemi Covid-19 telah menunjukkan pentingnya digitalisasi, terutama dalam memastikan bahwa tata kelola, kegiatan ekonomi, dan pendidikan dapat bertahan selama waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Baca juga: Riset: Indeks Kebebasan Internet di Indonesia Terus Menurun
"Pandemi juga telah mengungkap ketidaksetaraan yang ada di domain digital, tantangan yang dihadapi Indonesia dan banyak negara lain di sini," ungkap Johnny dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Selasa (3/11/2020).
Dana USO berasal dari pelaku bisnis telekomunikasi dan disetorkan kepada pemerintah setiap kuartal. Besarannya adalah 1,25 persen dari pendapatan kotor tiap operator seluler.
Target program USO adalah daerah terpencil atau perbatasan yang belum mendapat akses jaringan telekomunikasi.
Beberapa proyek yang dibiayai dana USO adalah “Desa Broadband”, “Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK)”, “PLIK Mobile (M-PLIK)”, hingga pembangunan (BTS) di wilayah Indonesia Timur.
Sementara untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), realisasi pada 2019, PNBP dari Kominfo mencapai Rp 18,98 triliun lebih tinggi dibandingkan realisasi pada 2018.
"Kita harus mengubah krisis ini menjadi lompatan besar dalam mengubah ekosistem digital kita dengan membangun infrastruktur digital yang kuat dan inklusif," ungkap Johnny.
Baca juga: Kominfo: UU Cipta Kerja Bikin Tarif Internet di Indonesia Makin Murah
Dia menjelaskan, jaringan internet yang telah dibangun di Indonesia ditopang oleh kombinasi kabel serat optik, microwave, dan satelit HTS. Johnny turut mengatakan Indonesia telah membangun lebih dari 533.000 BTS untuk menyalurkan jaringan broadband seluler.
"Kami menghubungkan kota-kota dengan deployment jaringan fiber dan microwave serta menggunakan 5 satelit nasional, dan 4 satelit asing yang disewa," jelas Johnny.
Pemerintah berencana meluncurkan High-Throughput Satellite SATRIA-1 pada kuartal ketiga tahun 2023. Satelit ini akan memiliki kapasitas 150 Gbps untuk menyediakan akses internet di 150.000 titik akses.
"Dari 150.000 titik akses publik, 93.900 titik untuk mendukung sektor pendidikan, 47.900 titik untuk melengkapi pelayanan publik daerah, 7.600 untuk mendukung pelayanan pemerintah lainnya termasuk kesehatan," pungkas Johnny.
Terkini Lainnya
- Kemenperin Puji Samsung Patuhi TKDN, Sindir Apple?
- 5 Merek HP Terlaris di Dunia 2024 Versi Counterpoint
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Tiga Promo Paket Bundling PS4 di Indonesia, Harga Mulai Rp 4 Juta
- Cegah Penipuan SIM Swap yang Dialami Ilham Bintang, Operator Diminta Terapkan PIN
- Apple Gelar Acara 10 November, Ini Bocoran Gadget yang Bakal Meluncur
- Google Meet Bisa Ganti Background Video Call, Begini Caranya
- WhatsApp Ungkap Cara Kerja Fitur Pesan yang Bisa Terhapus Otomatis