Pengamat Sebut Huawei Berpotensi Kehilangan Bisnis Smartphone

- Tekanan pemerintah Amerika Serikat terhadap Huawei semakin kuat. Hal tersebut membuat bisnis Huawei kian tergerus.
Kondisi ini membuat analis pasar, Ming-Chi Kuo, memprediksi dua skenario yang terjadi setelah Amerika Serikat terus menekan Huawei.
Dalam skenario terbaik, Kuo memprediksi bahwa Huawei "hanya" akan kehilangan pangsa pasar, terutama di China yang notabene pasar utama Huawei.
Sementara skenario terburuknya, Huawei akan kehilangan bisnis smartphone karena akan kesulitan memenuhi kebutuhan komponen untuk memproduksi ponsel pintar.
Kuo menjelaskan, dalam skenario pertama, apabila pangsa pasar Huawei diambil alih oleh pesaingnya di pasar China, maka tren teknologi juga akan melambat di Negeri Tirai Bambu.
Sebab, Huawei akan kesulitan memenuhi teknologi untuk meng-upgrade produknya, terutama untuk meningkatkan sektor kamera, HDI, memori, dan chip 5G.
Baca juga: Tekanan Pemerintah AS Bikin Huawei Setop Produksi Chipset Kirin
Pabrikan semikonduktor MediaTek kabarnya menjadi kandidat kuat untuk memasok komponen vital smartphone Huawei setelah 15 September mendatang.
Namun, perusahaan asal Taiwan itu juga harus mendapat izin dari pemerintah AS agar teknologinya bisa digunakan Huawei.
Dirangkum KompasTekno dari My Fix Guide, Rabu (2/9/2020), dalam aturan sebelumnya dijelaskan bahwa pemasok komponen semikonduktor pihak ketiga untuk Huawei tidak terdampak pembatasan bisnis. Namun, aturan kemudian itu direvisi pada 17 Agustus.
Regulasi yang berulang kali direvisi ini semakin mempersempit ruang gerak Huawei untuk berbisnis dengan perusahaan AS, sekalipun lewat pihak ketiga. Pada 15 September mendatang, chipset Kirin tidak bisa lagi diproduksi gara-gara konflik bisnis ini.
"Sayangnya di putaran kedua sanksi dari AS, produsen chip kami hanya bisa menerima pemesanan sampai 15 Mei. Produksi akan ditutup 15 September. Tahun ini akan menjadi generasi terakhir chipset high-end Kirin," jelas Richard Yu, CEO Consumer Business Unit Huawei, dihimpun dari Associated Press.
Baca juga: Mantan Bos Google Ungkap Alasan AS Menyerang Huawei
Departemen Perdagangan AS kemudian kembali merevisi aturan yang semakin membatasi ruang gerak bisnis smartphone Huawei pada 17 Agustus lalu.
Huawei dan afiliasinya dilarang menggunakan produk teknologi dan software buatan AS.
"Karena kami telah membatasi aksesnya ke teknologi AS, Huawei dan afiliasinya yang telah bekerja dengan pihak ketiga untuk memanfaatkan teknologi AS dengan cara merusak keamanan nasional AS dan kepentingan kebijakan luar negeri," begitu bunyi revisi aturan terbaru.
Terkini Lainnya
- Google Gaji Pegawai untuk "Nganggur" Selama Setahun
- Cara Download WhatsApp di PC serta Tutorial Loginnya
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- Presiden Prabowo Minta Aturan TKDN Diubah dan Lebih Fleksibel
- Cara Membuat Action Figure Diri Sendiri di ChatGPT
- Gara-gara Tarif Trump, Apple Fanboy Berbondong-bondong Beli iPhone Baru
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone dari India dan China ke AS
- Hasil Foto Kamera 200 MP Samsung Galaxy S25 Ultra, Di-crop Tetap Jernih
- Takut Kendala Bahasa saat Nonton Konser di Luar Negeri? Coba Fitur Samsung S25 Ultra Ini
- Cara agar Tidak Menerima Pesan WhatsApp dari Orang Lain Tanpa Blokir, Mudah
- Meta Resmi Setop Program Cek Fakta di AS, Ini Gantinya
- Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
- Honor 400 Lite Meluncur, Mirip iPhone Pro dengan Dynamic Island
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Oppo Siapkan Ponsel Layar Lipat Mirip Razr?
- Turnamen E-sport IGC 2020 Tembus 10 Juta Penonton
- MediaTek Perkenalkan Chip Helio G95 untuk Ponsel Gaming
- Pembahasan RUU PDP Ditargetkan Rampung November 2020
- Apple Tak Mau Facebook Bilang-bilang soal Pungutan Transaksi 30 Persen