AS Sedang Pertimbangkan Blokir TikTok, Alasannya?
- Perusahaan teknologi China lagi-lagi menjadi sorotan pemerintah Amerika Serikat (AS). Setelah ZTE dan Huawei, kali ini pemerintah AS mengincar TikTok.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan pemerintah AS sedang mempertimmbangkan untuk memblokir TikTok dan media sosial asal China lainnya. Alasannya tidak beda dengan pemblokiran Huawei, yakni ancaman keamanan nasional.
Pemerintah AS khawatir media sosial seperti TikTok membagikan data pengguna ke pemerintah China. Dilaporkan Reuters, Pompeo mewanti-wanti penduduk AS yang menggunakan TikTok.
Baca juga: Benarkah TikTok Mengirim Data Penggunanya ke China?
"Kecuali jika Anda ingin informasi pribadi berada di tangan Partai Komunis China," kata Pompeo.
Perwakilan TikTok tidak diam saja atas pernyataan Pompeo. TikTok mengklaim tuduhan pemerintah AS terkait keamanan data pengguna tidak benar.
"Kami tidak pernah memberikan data pengguna ke pemerintah China, sekalipun diminta memberikannya," jelas perwakilan TikTok.
Anak perusahaan ByteDance yang bermarkas di China ini menginformasikan bahwa CEO TikTok adalah berkebangsaan Amerika Serikat.
Ratusan karyawan dan petinggi penting di divisi keamanan, perlindungan, produk, dan kebijakan publik, juga diisi oleh karyawan berkewarganegaraan AS.
"Kami tidak memiliki prioritas lain selain mempromosikan pengalaman yang aman bagi pengguna," jelas TikTok, dirangkum KompasTekno dari The Verge, Rabu (8/7/2020).
Baca juga: TikTok dan Mobile Legends Diblokir Pemerintah India, Mengapa?
Sebelumnya, pemerintah India telah memblokir 59 aplikasi buatan China, termasuk TikTok dan WeChat dengan alasan yang sama.
Pemerintah India mengklaim bahwa pemblokiran puluhan aplikasi itu bisa melindungi privasi dan keamanan data warganya. Namun, TikTok menyampaikan pembelaannya.
"TikTok akan terus mematuhi peraturan perlindungan data pribadi dan keamanan di bawah hukum India, dan tidak membagikan informasi pengguna kami di India dengan pemerintah asing, termasuk pemerintah China," klaim TikTok.
China juga selama ini diketahui berupaya lepas dari stempel 'buatan China'. seperti memindahkan kantor pusat ke luar China, dan mencari figur CEO berkebangsaan AS.
Terkini Lainnya
- Sejarah Urutan Versi Android dari Paling Awal hingga Terbaru
- Bisnis Game Lebih Cuan dari Streaming Video dan Musik, Menurut Riset
- Kenapa TWS di MacBook Terus Putus-putus? Begini Cara Mengatasinya
- AMD dan Intel Rebutan Bikin Chip untuk PS6, Siapa Pemenangnya?
- 6 Tips biar HP Xiaomi Tidak Lemot dan Lancar
- Harga dan Spesifikasi nubia V60 Design di Indonesia
- iOS 18 Sudah Tersedia, Apakah iPhone 11 Bisa Update?
- Intel dan Amazon Kerja Bareng Kembangkan Chip untuk AI
- Daftar iPhone yang Tak Kebagian iOS 18
- Belum Resmi Dirilis, Samsung Galaxy S24 FE Segera Masuk Indonesia?
- 5 Cara Cek Kesehatan Baterai Laptop dengan Mudah, Lengkap untuk Semua Model
- Cek iPhone Kamu Kebagian iOS 18 atau Tidak, Begini Caranya
- Daftar iPhone yang Kebagian iOS 18
- Twit Elon Musk yang Sudah Dihapus Bikin Geram Gedung Putih
- Apple Fanboy Ternyata Enggak Buru-buru Ganti iPhone Baru
- FOTO: Wujud Helikopter MV-22 Osprey yang Akan Dibeli Indonesia
- Poco M2 Pro Resmi Dirilis, Punya Spesifikasi Mirip Redmi Note 9 Pro
- Jalan Panjang Telkom-Netflix yang Akhirnya Rujuk
- Fitur "Pinned Comment" Kini Bisa Dipakai Semua Pengguna Instagram
- PUBG Mobile Dapat Peta Eksklusif "Livik", Apa Istimewanya?