AS Keluarkan Aturan Baru yang Bakal Persulit Chipset Huawei
- Perang dingin antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China masih berlanjut. Dua negara ini lagi-lagi menyeret Huawei ke pusaran konflik politik.
Baru-baru ini, pemerintah AS di bawah Donald Trump berupaya menghambat produksi chipset Huawei.
Departemen Perdagangan AS, pada Jumat (15/5/2020), mewajibkan semua perusahaan semikonduktor untuk memiliki izin lisensi ketika akan menjual produknya ke Huawei.
Aturan ini resmi berlaku per 15 Mei dengan tenggang selama empat bulan atau 120 hari.
"Kebijakan ini mengutamakan Amerika, mengutamakan perusahaan Amerika, dan keamanan nasional Amerika," jelas perwakilan Departemen Perdagangan AS.
Departemen Perdagangan AS berdalih bahwa kebijakan ini dibuat agar Huawei tidak main-main dengan statusnya sebagai perusahaan "entity list".
Baca juga: 8 Fakta Penangguhan Lisensi Android Ponsel Huawei
Seperti diketahui, tahun lalu, AS memasukan Huawei ke dalam daftar hitam yang artinya tidak boleh berbisnis langsung dengan perusahaan AS.
"Ada celah teknis yang cukup tinggi di mana Huawei bisa, secara efektif, menggunakan teknologi dengan pabrikan dari luar negeri," kata Wilbur Ross, Sekertaris Perdagangan AS.
Baca juga: Ditinggal Google, Huawei Kehilangan Pendapatan Rp 196 Triliun
China tidak tinggal diam menanggapi pembatasan terhadap Huawei.
Dilaporkan Reuters yang dihimpun KompasTekno, Negara Tirai Bambu akan melakukan investigasi dan memperketat pembatasan terhadap perusahaan asal AS, seperti Apple, Cisco System, dan Qualcomm, termasuk menunda pembelian pesawat Boeing.
Perwakilan Departemen Perdagangan membantah bahwa aturan ini merupakan pemblokiran bisnis Huawei.
"Ini adalah syarat lisensi. Bukan berarti hal itu (Huawei) ditolak," jelasnya.
Aturan ini lebih dimaksudkan untuk memberikan visibilitas lebih besar bagi pemerintah AS untuk memantau pengiriman barang dari negaranya.
"Apa yang kami lakukan dengan pengajuan lisensi, kami lihat nanti. Setiap pengajuan akan dinilai berdasarkan kemampuan," imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah AS Perpanjang Larangan Dagang dengan Huawei hingga 2021
Kabar ini langsung menghantam nilai saham beberapa perusahaan semikonduktor AS, seperti Lam Research dan KLA Corp yang nilai sahamnya masing-masing turun 6,4 persen dan 4,8 persen dalam perdagangan AS.
Pabrikan chipset asal Taiwan TSMC yang memiliki kontrak besar dengan Huawei juga terdampak aturan ini. TSMC akhirnya memutuskan untuk mematuhi aturan baru dari pemerintah AS.
Perusahaan memutuskan untuk berhenti menerima pesanan baru dari Huawei dan tetap melanjutkan pesanan lama dari perjanjian sebelumnya. Pengriman komponen TSMC ke Huawei akan berlanjut untuk sementara waktu hingga kuartal III-2020, sebagaimana diaporkan Gizmo China.
Terkini Lainnya
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- Kominfo Gelar 3 Program Pelatihan Digital secara Online
- Kementerian Kominfo Siapkan Protokol dan Skenario "New Normal"
- Selisih Rp 500.000, Ini Bedanya Samsung Galaxy M21 dari Galaxy M31
- Google Meet Premium Bisa Dicoba secara Gratis di Indonesia, Begini Caranya
- YouTube Tak Lagi Kategorikan Video 720p sebagai "High Definition"