Grab dan Gojek Dikabarkan Akan Bergabung

- Kabar mengejutkan datang dari dua perusahaan ride-hailing yang beroperasi di Asia Tenggara. Grab dan Gojek dilaporkan tengah melakukan pembicaraan untuk melakukan penggabungna usaha alias merger.
Kabar tersebut dilaporkan oleh media The Information. Laporan tersebut juga mengatakan bahwa kedua perusahaan telah menjalin komunikasi selama beberapa tahun terakhir, dan mulai serius membahas soal merger dalam beberapa bulan belakangan.
Baca juga: Gojek Caplok Saham Blue Bird Senilai Rp 411 Miliar
Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa Presiden Grab, Ming Maa, dan CEO Gojek, Andre Soelistyo, telah melakukan pertemuan pada awal bulan ini untuk membicarakan rencana merger tersebut.
Dari laporan The Information, pihak Gojek disebut menginginkan pembagian imbang 50:50 jika merger tersebut memang benar-benar dilakukan. Grab pun konon telah menginformasikan permintaan ini pada investor utamanya.
Untuk memuluskan jalan merger, seorang sumber mengatakan bahwa Grab dan Gojek kemungkinan akan menghentikan perang tarif ojek dan jasa pengiriman makanan masing-masing.
Bisa terganjal peraturan anti-monopoli
Kesepakatan merger kedua perusahaan tampaknya belum akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, proses penggabungan dua perusahaan kemungkinan akan terganjal peraturan persaingan usaha yang melarang praktik monopoli.
Hal serupa juga pernah terjadi ketika Grab mengakuisisi Uber pada 2018 lalu.
Kala itu, kesepakatan Grab dan Uber ditengarai melanggar Undang-undang Persaingan Usaha di Singapura. Setidaknya begitu menurut analisa sementara Competition Commission of Singapore (CCS), sebagai lembaga yang berwenang.
Salah satu dampak monopoli adalah perusahaan bisa menentukan harga seenaknya karena tidak ada kompetitor di pasaran.
Baca juga: Negara ASEAN Lain Tak Punya Go-Jek, Grab Bakal Monopoli Tarif?
Pihak Gojek mengeluarkan tanggapan dengan menepis kabar merger dengan Grab. "Tidak ada rencana untuk merger, dan laporan media tentang pembicaraan ini tidak benar," ungkap seorang juru bicara Gojek, dirangkum KompasTekno dari DealstreetAsia, Selasa (25/2/2020).
Kedua perusahaan ride hailing tersebut saat ini telah menyandang status "decacorn" dengan nilai valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS.
Baik Gojek maupun Grab sama-sama mendapat gelontoran dana segar dari sejumlah investor besar. Namun hanya Visa saja yang menjejakkan kaki sebagai investor di kedua perusahaan tersebut.
Gojek sendiri kini telah mengumpulkan investasi lebih dari 3 miliar dollar AS dalam 12 putaran. Sementara Grab, pada 2018 lalu disebut berhasil meraup pendapatan sebesar 1,1 miliar dollar AS dan pada 2019 penghasilan Grab diperkirakan mencapai 2,3 dollar AS.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Xiaomi Mi Note 10 Mulai Dijual di Indonesia Hari Ini
- Ponsel Lipat Huawei Mate XS Resmi Meluncur Tanpa Aplikasi Google
- Disebut Ketinggalan Zaman oleh Erick Thohir, Apa Kata Telkom?
- Banjir Hari Ini Bikin Susah Sinyal, Operator Seluler Siapkan Genset
- Gambar Poster Ungkap Vivo V19 Segera Masuk Indonesia