Negara ASEAN Lain Tak Punya Go-Jek, Grab Bakal Monopoli Tarif?

— Uber menyerah di Asia Tenggara. Pangsa pasarnya yang tak berkembang, bahkan cenderung semakin tergerus, membuat Uber harus menjual bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab.
Akusisi ini berarti membuat Grab semakin besar dan tak ada saingan, kecuali di Indonesia yang masih ada Go-Jek. Sementara di negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, hanya ada dua pemain di bisnis ride-sharing, yakni Grab dan Uber.
Lantas, setelah mengakuisisi Uber dan menjadi pemain tunggal di Asia Tenggara selain Indonesia, apakah Grab akan memonopoli tarif?
Di negara asalnya sendiri, Malaysia, pihak Grab telah berjanji bahwa perusahaan tidak akan menaikkan tarif setelah mengambil alih operasional Uber di Asia Tenggara.
Dikutip KompasTekno dari The Edge Markets, Selasa (3/4/2018), hal ini diutarakan Menteri Datuk Seri Nancy Shukri yang telah berunding dengan pihak Grab terkait masalah tarif yang berlaku di Malaysia.
Baca juga: Singapura Duga Akuisisi Uber-Grab Langgar UU Persaingan Usaha, di Indonesia?
"Saya telah berdiskusi dengan Grab pada 26 Maret lalu. Mereka menjamin kepada kami tidak akan ada bentuk kenaikan atau harga yang tak adil," ujar Nancy Shukri.
Ia pun menekankan, jika diskriminasi tarif terjadi, Grab akan dijerat melalui Undang-Undang Persaingan Malaysia dan akan mendapat hukuman.
"Pemerintah akan memantau pasar sehingga industri ride-sharing tidak akan terpengaruh oleh monopoli karena ini adalah bagian dari upaya mendorong pengemudi lain untuk bergabung ke sistem ride-sharing," tambahnya.
Di Malaysia, jumlah pengguna Grab memang terbilang cukup besar, New Straits Times mengungkapkan bahwa diperkirakan ada hingga 60.000 pengemudi Grab dan Uber. Dengan jumlah ini, tentu saja Grab memiliki peluang monetisasi yang besar, terlebih kini Grab menjadi pemain tunggal di sana.
Oleh karena itu, sangatlah tidak heran jika muncul kekhawatiran dan spekulasi perusahaan ini akan "memainkan" tarifnya sendiri.
Baca juga: Go-Jek Diundang Masuk Filipina untuk Saingi Grab
Beberapa waktu lalu, Grab resmi mengakuisisi bisnis ride-sharing Uber di Asia Tenggara. Grab akan mengambil semua aset dan pangsa pasar Uber yang ada di Asia Tenggara, yang meliputi Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Setelah akuisisi dibuat, Uber akan memiliki 27,5 persen saham di Grab dan Dara Khosrowshahi selaku CEO Uber akan bergabung dengan dewan direksi Grab.
Meleburnya bisnis Uber dengan Grab ini membuat persaingan pasar transportasi online semakin ketat, khususnya di Indonesia. Go-Jek yang menguasai pasar di Tanah Air akan mendapat pesaing baru tetapi lama, Grab, yang semakin kuat dan lengkap layanannya.
Terkini Lainnya
- 5 Tragedi Kecelakaan di Indonesia Setelah Mengikuti Google Maps
- Saham Apple Makin Rontok Dihajar Tarif Impor Trump pada China
- Google Gaji Pegawai untuk "Nganggur" Selama Setahun
- Cara Download WhatsApp di PC serta Tutorial Loginnya
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- Presiden Prabowo Minta Aturan TKDN Diubah dan Lebih Fleksibel
- Cara Membuat Action Figure Diri Sendiri di ChatGPT
- Gara-gara Tarif Trump, Apple Fanboy Berbondong-bondong Beli iPhone Baru
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone dari India dan China ke AS
- Hasil Foto Kamera 200 MP Samsung Galaxy S25 Ultra, Di-crop Tetap Jernih
- Takut Kendala Bahasa saat Nonton Konser di Luar Negeri? Coba Fitur Samsung S25 Ultra Ini
- Cara agar Tidak Menerima Pesan WhatsApp dari Orang Lain Tanpa Blokir, Mudah
- Meta Resmi Setop Program Cek Fakta di AS, Ini Gantinya
- Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
- Honor 400 Lite Meluncur, Mirip iPhone Pro dengan Dynamic Island