Google Hentikan Program WiFi Gratis di Indonesia Akhir 2020

JAKARTA, - Google baru saja mengumumkan akan menghentikan program Google Station di India. Penyetopan program ini ternyata juga akan berlaku di Indonesia akhir tahun 2020.
"Masih ada beberapa bulan lagi. (Akan berhenti) akhir tahun ini," kata Jason Tedjasukmana, Head of Corporate Communications Google Indonesia saat ditemui di acara peluncuran program Grow with Google, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2020).
Google Station sudah berjalan di Indonesia sejak tahun 2017 lalu. Saat diluncurkan, program besutan Google ini menyediakan area WiFi gratis untuk publik yang bekerja sama dengan ISP lokal CBN dan FiberStar.
Baca juga: Apa Itu Google Station, WiFi Gratis di Indonesia yang Segera Disetop Akhir Tahun Ini
Google mengelola kualitas koneksi WIFi tersebut menggunakan berbagai software bikinannya. Sementara CBN dan FiberStar menyediakan kabel dan akses internet yang akan disebarkan sebagai WiFi.
Tidak hanya di India dan Indonesia, semua program Google yang sudah berjalan di negara-negara berkembang lain, termasuk Meksiko, Thailand, dan Nigeria, juga akan dihentikan.
Jason mengatakan, perubahan teknologi dan semakin murahnya harga data paket internet seluler di Indonesia menjadi alasan penutupan program ini.
"Contohnya di India, semenjak Google Station dibuat tahun 2016, harga data sudah turun 95 persen. Saya enggak tahu di sini bagaimana, tapi saya lihat di sini juga harga datanya turun," jelasnya.
Ia menuturkan, Google Station dibuat untuk membantu penyedia jasa internet (ISP) agar memiliki koneksi internet lebih cepat. Jason mengaku belum tahu teknologi atau program lain apa yang akan menggantikan Google Station di Indonesia nantinya.
Baca juga: Google Gandeng Dirjen Pajak untuk Edukasi Bisnis UMKM
Tapi ada beberapa produk Google yang bisa menjadi alternatif. Misalnya saja aplikasi-aplikasi Google versi ringan, seperti YouTube Go, Maps Go, atau Google Go.
Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya berukuran kecil tapi juga mengonsumsi data lebih sedikit dibanding aplikasi reguler. Kebanyakan, aplikasi ini ditanamkan di ponsel entry-level.
Google juga bekerja sama dengan beberapa vendor smartphone untuk program Android Go, sistem operasi Android versi ringan untuk ponsel berspesifikasi rendah.
"Sebenarnya bagi kami, akses internet bisa dalam bentuk yg lain, lewat produk-produk, lewat perangkat dan aplikasi di dalamnya," pungkas Jason.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Gojek Caplok Saham Blue Bird Senilai Rp 411 Miliar
- Google Gandeng Dirjen Pajak untuk Edukasi Bisnis UMKM
- XL Axiata Jual 2.700 Menara BTS Senilai Rp 4 Triliun
- Bocoran Gambar Ponsel Unik dengan Layar yang Bisa Memanjang
- Google Kucurkan Rp 13 Miliar untuk Pelatihan Keterampilan Digital di Indonesia