cpu-data.info

Google Kucurkan Rp 13 Miliar untuk Pelatihan Keterampilan Digital di Indonesia

Scott Beaumont, President Google Asia Pacific
Lihat Foto

JAKARTA, - Perusahaan teknologi Google menyerahkan bantuan senilai 1 juta dollar AS (sekitar Rp 13,7 miliar) untuk lembaga swadaya pendidikan Bebras Indonesia.

Dana tersebut akan digunakan untuk membantu Gerakan Pandai, yakni pelatihan keahlian berpikir komputasional untuk 22.000 guru di 22 kota selama dua tahun.

"Kami telah meluncurkan program pilot tahun lalu dengan Bebras Indonesia, untuk membawa computational thinking di seluruh sekolah di Indonesia," jelas Scott Beaumont, President Google Asia Pasific, di acara peluncuran program Grow with Google, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2020).

Bebras didirikan di Lithuania pada 2003. Lembaga swadaya ini fokus menjalankan program pendidikan yang menantang para murid agar tidak sekadar menghafal dalam belajar, tapi juga berpikir kritis.

Baca juga: Tri Beri Akses Internet bagi Guru di Pelosok Indonesia

Beumont mengatakan, bantuan dana ini berasal dari Google.org, organisasi filantropi dari Google. Ia juga mengatakan telah melakukan program pilot tahun lalu bersama Bebras Indonesia.

Program ini dilaksanakan di Bandung dan Yogyakarta yang diikuti 140 guru dan lebih dari 5.000 murid. Mereka mengikuti pelatihan cara berpikir komputasional dan penerapan keterampilan digital.

"Kita perlu menumbuhkan kemampuan berpikir komputasional anak sejak dini, agar suatu hari ia dapat menjadi pencipta produk-produk digital atau ilmuwan yang mumpuni di bidang komputasi," jelas Inggriani Liem, Ketua Bebras Indonesia.

Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital sangat besar.

Menurut laporan AlphaBeta, jika pemerintah, kalangan bisnis, dan masyarakat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas edukasi dan keterampilan digital, maka bisa menyumbang 16 persen dari total PDB Indonesia pada tahun 2030.

Proyeksi angkanya kurang lebih mencapai Rp 4.411 triliun. Saat ini, menurut AlphaBeta keterampilan digital di Indonesia menyumbang Rp 908 triliun atau enam persen dari total PDB Indonesia.

Randy mengatakan masa depan ekonomi digital Indonesia tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan semua pihak.

"Kalau tidak mau ketinggalan, Indonesia pun harus mengembangkan talentanya agar bisa menguasai teknologi," ujar Randy.

Baca juga: Siswa TK Semarang Belajar dengan Tablet

Menurut Awaluddin Tjalla, Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), keterampilan computational thinking dan compassion thinking harus dimiliki peserta didik maupun pengajar.

Hal itu, menurut Awaluddin juga telah disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim.

"Dua komponen ini disampaikan oleh Mas Menteri (Nadiem Makarim) sebagai komponen penting yang harus dimiliki. Untuk menjadi pemmbelajar yang baik harus punya minat bakat dan integritas yang tinggi," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat