cpu-data.info

Bos Huawei: Kami Tidak Butuh Amerika untuk Sukses

CEO dan pendiri Huawei Ren Zhengfei. (Reuters/Bobby Yip)
Lihat Foto

- Hubungan Huawei dan Amerika Serikat (AS) merenggang setelah perusahaan asal China tersebut masuk dalam daftar hitam. Pemerintahan Donald Trump membatasi Huawei untuk mendapatkan pasokan komponen dari AS.

Namun adanya pembatasan dari pemerintah AS justru membuat Huawei mendapat banyak simpati. Bahkan kebijakan AS tersebut justru membangkitkan jiwa nasionalisme masyarakat China dan membuat vendor teknologi ini semakin berjaya di tanah kelahirannya.

Melihat kondisi ini, pendiri sekaligus CEO Huawei Technology, Ren Zhengfei mengatakan dengan optimistis bahwa perusahaan yang ia dirikan tersebut bisa bertahan sekalipun tidak mengandalkan Amerika Serikat.

Ia juga mengatakan kecil kemungkinan pemerintah AS akan mengeluarkan nama Huawei dari daftar hitam, bahkan bisa saja nama Huawei akan berada dalam daftar tersebut selamanya.

"Kami bisa bertahan dengan sangat baik tanpa AS. Kami tidak melihat AS akan menghapus Huawei dari 'entity list', mereka juga mungkin akan membuat kami selamanya di dalam list karena kami baik-baik saja tanpa mereka," kata Ren.

Dikutip KompasTekno dari Phone Arena, Minggu (10/11/2019), Ren juga meyakini bahwa Huawei bukanlah bagian dari negosiasi perdagangan antara AS dan China. Sebab menurut Ren, Huawei tidak memiliki urusan bisnis di AS.

"Tidak ada konfrontasi dengan AS," katanya.

Nama Huawei masuk dalam daftar hitam perdagangan AS sejak bulan Mei lalu. Pemerintah AS tak hanya memasukkan nama Huawei, ada pula sebanyak 70 afiliasi Huawei yang ikut serta dimasukkan ke dalam daftar hitam bernama "entity list" tersebut.

Baca juga: Google Akan Cabut Lisensi Android Smartphone Huawei

Seluruh perusahaan yang masuk dalam daftar ini dilarang membeli komponen dalam bentuk apapun dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah AS.

Jika Huawei ingin membeli komponen tertentu dari perusahaan AS, Huawei harus mengajukan izin kepada pemerintah AS untuk membeli komponen tersebut.

Selama beberapa waktu terakhir, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump memang secara agresif melobi negara-negara lain untuk tidak menggunakan peralatan milik Huawei, khususnya teknologi jaringan 5G yang kini tengah banyak dikembangkan.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa langkah ini diambil setelah Departemen Kehakiman AS mengeluarkan dakwaan bahwa Huawei menjalin konspirasi dengan Iran. Huawei juga dituding terlibat dalam aktivitas yang membahayakan keamanan nasional AS.

Baca juga: Berapa Kerugian Huawei Jika Putus Hubungan dengan AS?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat