Bos Facebook Bandingkan WhatsApp dan TikTok

- "Apakah ini internet yang kita inginkan?" tanya Mark Zuckerberg, di sela kuliah umum di Universitas Georgetown, AS pekan ini. Orang nomor satu di Facebook itu sedang mengkritik TikTok, platform video pendek populer besutan ByteDance, perusahaan asal China.
Ia menyoroti TikTok sedang menjadi sorotan karena diduga menyensor beragam konten yang terkait dengan demonstrasi Hong Kong.
Dengan penghapusan konten tersebut, Zuckerberg menuding TikTok tidak sejalan dengan kebebasan berpendapat (free speech) di internet, salah satu prinsip yang dipegang olehnya.
Zuckerberg membandingkan kebijakan TikTok dengan Facebook, misalya di aplikasi chatting WhatsApp yang menurut dia dipakai oleh beragam elemen pengguna, termasuk mereka yang melakukan aksi demonstrasi di Hong Kong.
Baca juga: TikTok Blokir Konten yang Nyinyir ke Pemerintah China
Meski digunakan oleh para demonstran, Zuckerberg mengaku tidak sewenang-wenang membatasi WhatsApp. Sebab, aplikasi tersebut dibekali dengan sistem keamanan yang kuat, berbeda dengan TikTok.
"Di TikTok, seluruh konten yang berbau demo (Hong Kong) disensor, bahkan untuk para penggunanya di AS," tutur Zuckerberg.
China mengancam kebebasan berpendapat?
TikTok bereaksi dengan membantah tuduhan Zuckerberg ini. Menurut juru bicara TikTok, pihaknya tidak menghapus konten berbau demonstrasi Hong Kong.
"Pemerintah China tidak meminta TikTok untuk menghapus konten dan memang tidak memiliki wewenang, karena TikTok tidak beroperasi di sana (China)," kata juru bicara TikTok kepada CNBC, sebagaimana dirangkum KompasTekno, Sabtu (19/10/2019).
TikTok memang tidak beroperasi di China. Namun, ByteDance punya aplikasi serupa bernama Douyin. Aplikasi Douyin ini sangat terikat dengan regulasi yang berlaku dan diatur oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu.
Baca juga: Facebook Incar TikTok untuk Ditumbangkan?
Terkait kebebasan berpendapat di internet, Zuckerberg mengaku khawatir akan masa depan warganet. Sekarang, menurut dia, sebanyak 6 dari 10 aplikasi yang populer secara global berasal dari China, salah satunya TikTok.
Padahal lanjut Zuckerberg, 10 tahun lalu seluruh aplikasi populer berasal dari AS yang membela prinsip free speech alias kebebasan mengekspresikan pendapat, termasuk di internet.
"Sampai saat ini, hampir seluruh negara di luar China mengadopsi prinsip kebebasan berekspresi berdasarkan platform asal AS," kata Zuckerberg. "Tidak ada jaminan apakaah prinsip ini akan terus bertahan (di masa depan)," pungkasnya.
TikTok sendiri merupakan kompetitor Facebook di ranah media sosial. Belakangan, TikTok dilaporkan membuka kantor di Mountain View, California, dan membajak sejumlah pegawai Facebook.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia