Trump Berhak Larang Perusahaan AS Berbisnis dengan China

- Beberapa waktu lalu, Presiden AS, Donald Trump, melontarkan perintah langsung kepada perusahaan-perusahaan besar di AS untuk melepas China dari aktivitas bisnis mereka, dan kemudian mencari alternatif selain Negeri Tirai Bambu itu.
Perintah tersebut menuai kontroversi lantaran disampaikan olehnya melalui medium jejaring sosial, dalam hal ini Twitter.
Lantas, mungkinkah perintah berupa kicauan Twitter yang berasal dari Trump secara langsung ini bisa menjadi sebuah perintah resmi?
"Kami memang punya otoritas seperti itu (menjalankan perintah langsung), tapi untuk saat ini tidak akan dilaksa nakan," kata seorang perwakilan Gedung Putih, sebagaimana dikutip KompasTekno dari ZDNet, Rabu (28/8/2019).
Baca juga: Kicauan Donald Trump soal China Bikin Geger Bursa Saham AS
Ia juga kemudian menambahkan bahwa wewenang Trump yang terbilang "dadakan" ini memang bisa langsung dijalankan. Hal itu tercantum di dalam Undang-undang (UU) "Emergency Economic Powers Act" tahun 1977.
Di dalam peraturan yang tercantum di dalam UU itu, disebutkan bahwa Presiden AS memiliki kekuatan untuk mengatur alur perdagangan perusahaan-perusahaan AS jika negara Adidaya ini mendeklarasikan keadaan darurat nasional.
Adapun keadaan darurat nasional yang dimaksud berupa ancaman-ancaman yang skalanya memang besar dan berbahaya bagi AS. Namun, tidak dijelaskan ancaman seperti apa yang dimaksud.
Nah, berakar dari UU tersebut, ketika keadaan darurat nasional tengah ditetapkan, Presiden AS memiliki wewenang untuk membuat regulasi apapun terkait aktivitas perdagangan, termasuk transaksi-transaksi yang melibatkan valuta asing.
Dengan kata lain, perintah Trump lewat Twitter beberapa hari lalu memang harus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan AS yang bermitra dengan China, jika seandainya pemerintahnya sudah mendeklarasikan keadaan darurat nasional.
Baca juga: Berapa Kerugian Huawei Jika Putus Hubungan dengan AS?
Meski begitu, hingga saat ini, Trump memang belum mendeklarasikan status darurat nasional terkait perang dagang antara AS-China.
Sebelumnya, Trump melarang perusahaan AS untuk berbisnis dengan China lantaran Negeri Tirai Bambu ini disebutnya telah mencuri hak-hak kekayaan intelektual AS yang nilainya diklaim mencapai ratusan miliar dollar AS.
Trump juga melarang produk berbahan Fentanyl buatan China masuk ke AS lantaran obat medis tersebut diklaim telah membunuh sekitar 100.000 orang Amerika setiap tahunnya.
Terkini Lainnya
- Ada Tarif Trump, Jepang Subsidi Warganya Setara Nintendo Switch 2
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Apple Maps Kini Bisa Digunakan di Android, tapi Setengah Hati
- 9 Trik Bikin Ruang Penyimpanan iPhone Lebih Bersih Tanpa Hapus Foto dan Video
- Kenapa Celah Keamanan Disebut Bug atau Kutu? Begini Penjelasannya
- Oppo Gandeng Google Bikin Agentic AI, Bikin HP Makin Pintar
- Game "The Last of Us Complete" Dirilis untuk PS5, Versi Lengkap Part I dan II
- Fujifilm Instax Mini 41 Meluncur, Kamera Foto Instan Gaya Retro
- Apple, Microsoft, dkk Terbangkan Ribuan Komponen Laptop ke AS
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Harimau Biru di Sphere Las Vegas, Karya Gemilang Ilustrator Indonesia
- Microsoft Tutup Skype, Pelanggan Ini Tuntut Uangnya Dikembalikan
- Awas Klik File di WhatsApp Desktop Bisa Kena Malware, Update Sekarang!
- Pasar PC Global Tumbuh 9 Persen Awal 2025, Ini Penyebabnya
- AMD Rilis Ryzen 8000 HX, Chip Murah untuk Laptop Gaming