Di-"blacklist" AS, Ponsel Huawei Malah Laris
- Meski masuk ke dalam daftar hitam perdagangan Amerika Serikat, bisnis Huawei diklaim masih menguntungkan. Bahkan perusahaan asal China ini mengatakan bahwa penjualan lini smartphone justru naik dari tahun sebelumnya.
Menurut Chairman Huawei, Liang Hua, pendapatan perusahaan secara keseluruhan meningkat 23 persen dari tahun lalu, menjadi sekitar 58,3 miliar dollar AS. Angka pendapatan ini juga tumbuh sebesar 15 persen dari periode yang sama pada 2018.
Hua mengatakan, Huawei mengalami peningkatan penjualan yang signifikan di paruh pertama 2019 meskipun Presidan AS, Donald Trump memberlakukan pemabtasan perdagangan pada Huawei selama beberapa bulan terakhir.
Hua juga mengungkap bahwa penjualan lini smartphone meningkat 24 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Digempur Blacklist, Huawei Klaim Ponsel P30 Tetap Laris
Hua mengklaim ada sebanyak 118 juta unit smartphone yang berhasil dijual selama Januari hingga Juni 2019. Meski demikian tidak merinci ponsel mana yang memberi kontribusi pertumbuhan paling besar.
Berdasarkan laporan IDC pada bulan Mei lalu, Huawei memang mendulang angka pengapalan smartphone yang positif dan meningkat lebih dari 50 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kala itu menurut catatan IDC, ada sebanyak 59,1 juta unit smartphone yang dikapalkan pada kuartal pertama 2019. Bahkan angka tersebut membuat Huawei menyalip Apple sebagai vendor ponsel pintar terbesar kedua selama kuartal pertama 2019.
Dikutip KompasTekno dari Business Insider, Rabu (31/7/2019), meski tidak menyebutkan berapa angka pastinya, Huawei juga mengklaim bahwa laba bersihnya tumbuh mencapai sebesar 8,7 persen.
Huawei sendiri sejatinya merupakan perusahaan tertutup yang tidak melantai di bursa saham. Dengan demikian, Huawei tidak berkewajiban untuk membuka seluruh laporan keuangannya kepada publik.
Baca juga: Bukan Apple, Blacklist Huawei Malah Untungkan Xiaomi dan Samsung
Beberapa waktu lalu pergerakan Huawei sempat dibatasi oleh pemerintah Amerika Serikat dengan memasukkannya ke dalam daftar bernama "entity list".
Perusahaan yang masuk dalam daftar ini tidak diperkenankan membeli segala macam komponen baik software maupun hardware dari perusahaan Amerika Serikat.
Alhasil karena kebijakan tersebut lini bisnis smartphon Huawei sempat terancam kehilangan lisensi Android dari Google yang merupakan perusahaan dari Amerika Serikat.
Namun kemudian Presiden AS, Donald Trump mencabut pelarangan tersebut pada akhir Juni lalu. Dengan begitu, Huawei terbebas dari belenggu blacklist dari perusahaan-perusahaan AS.
Terkini Lainnya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP Berkemampuan "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya