Digempur "Blacklist", Huawei Klaim Ponsel P30 Tetap Laris

- Gempuran blacklist menghantam Huawei dua bulan terakhir. Setelah Presiden Donald Trump memasukan Huawei ke daftar hitam entity list, satu per satu perusahaan teknologi asal AS memutuskan kerjasama bisnisnya dengan vendor China itu.
Namun, di tengah badai blacklist, Huawei seakan masih ingin menunjukan kesuksesannya dengan mengumukan rekor penjualan yang dicatat lini ponsel P30.
Huawei mengklaim P30 series yang terdiri dari P30 dan P30 Pro telah terjual 10 juta unit dalam waktu 85 hari. Jumlah tersebut dihitung sejak debut kedua ponsel pada 26 Maret hinga 20 Juni 2019.
Baca juga: Ini Harga Huawei P30 dan P30 Pro di Indonesia
Lini Huawei P30 disebut lebih cepat 62 hari dibanding P20 series sebelumnya untuk mencapai jumlah penjualan yang sama.
Bulan Mei lalu, Huawei juga mengumumkan penjualan smartphone bikinannya meningkat. Secara total, Huawei mengklaim telah menjual 100 juta ponsel, naik 50 persen dari tahun lalu, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari GSM Arena, Jumat (28/6/2019),
Tidak hanya lini P30, Huawei menyebut penjualan produk berteknologi pengisi daya cepatnya, SuperCharge, yang terdiri dari smartphone, power bank, dan charger, telah terjual sebanyak 100 juta unit.
Thanks to everyone for their support and love, you've inspired us to continue to bring better products and services for many years to come. #HuaweiP30 pic.twitter.com/j5P3m8aCZr
— Huawei Mobile (@HuaweiMobile) June 27, 2019
Penjualan Huawei di Indonesia
Berita soal pemblokran Huawei oleh AS juga santer beredar di Indonesia dan menimbulkan kekhawatiran bagi para pemilik perangkat maupun calon pembelinya.
Maklum, Huawei juga kehilangan lisensi Android dari Google sehingga mesti mengembangkan alternatif OS Android sendiri yang kabarnya bernama "Hongmeng".
Baca juga: Huawei Siapkan Hongmeng untuk Pengganti Android
Huawei juga tak bisa lagi menggunakan aneka layanan Google seperti Gmail, Google Photos, hingga PlayStore di produk ponsel mendatang.
Kendati demikian, sejauh ini ponsel-ponsel Huawei yang sudah dirilis sebelum blacklist masih bisa menjalankan aneka layanan Google dengan normal dan mendapat update rutin.
Djatmiko Wardoyo, Direktur Pemasaran dan Komunikasi PT Erajaya Swasembada Tbk selaku rekanan ritel Huawei mengatakan penjualan ponsel dari vendor tersebut di Indonesia relatif belum terpegaruh oleh masuknya sang pabrikan ke dalam daftar hitam AS.
Baca juga: Apa yang Beda Jika Ponsel Google Tak Pakai Android?
"So far penjualan produk Huawei di jaringan Erafone masih baik," ujar Djatmiko ketika dihubungi KompasTekno awal pekan ini. Tapi dia enggan merinci berapa jumlah penjualan ponsel Huawei lewat Erafone.
Jaminan uang kembali
Djatmiko tak menampik calon pembeli menjadi ragu terhadap ponsel Huawei lantaran gelombang konsekuensi dari blacklist. Apalagi ada juga yang menyangka bahwa ponsel Huawei yang sudah beredar bakal tidak bisa menjalankan aplikasi-aplikasi populer asal AS.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia