Bos Alibaba Dukung Waktu Kerja 12 Jam Sehari, 6 Hari Seminggu di China
- Sejumlah industri besar di China memberlakukan sistem kerja yang dikenal sebagai "996". Pada sistem ini, para karyawan harus bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam dan dilakukan selama 6 hari kerja dalam sepekan.
Sistem ini kemudian menjadi kontroversi dan hangat diperbincangkan. Pasalnya, pola kerja 996 ini dianggap tak manusiawi dan merampas hak-hak karyawan untuk mendapatkan waktu luang.
Menanggapi hal ini, pendiri Alibaba, Jack Ma, belakangan turut angkat bicara. Bukan menolak, Jack Ma justru mendukung adanya sistem kerja 996.
Baca juga: Tak Mau Mati di Kantor, Alasan Jack Ma Tinggalkan Alibaba
Menurut Jack Ma, para pekerja yang ingin bertahan di Alibaba harus bekerja 12 jam selama seminggu. Jika tidak, jangan harap Alibaba akan mempertahankan karyawan tersebut di perusahaan.
"Untuk dapat bekerja 996 adalah berkah besar. Jika Anda ingin bergabung dengan Alibaba, Anda harus siap bekerja 12 jam sehari. Jika tidak, tak perlu repot-repot bergabung dengan Alibaba," ungkap pria terkaya di China ini.
Dirangkum KompasTekno dari Reuters, Senin (15/4/2019), Jack Ma juga menambahkan bahwa Alibaba tidak membutuhkan orang-orang yang ingin bekerja selama 8 jam.
Jack Ma berkaca dari pengalamannya sendiri bekerja banting tulang membangun perusahaan. Menurut Ma, pola kerja macam itulah yang berjasa mendirikan raksasa teknologi China seperti Tencent dan Alibaba. Dia pun berharap karyawannya mengikuti dengan bekerja keras.
Baca juga: Jack Ma Akan Didik Talenta Startup Indonesia di Kampus Alibaba
"Banyak perusahaan dan pekerja tidak mendapat peluang untuk mengikuti pola 996 ini. Jika kalian tidak bekerja dalam 996 selagi muda, kapan kalian akan melakukannya?" lanjutnya.
"Di dunia ini, semua orang ingin sukses, mendapat kehidupan yang layak dan dihormati. Sekarang saya tanya, jika Anda tidak bekerja lebih keras dari yang lain, bagaimana Anda akan meraih kesuksesan yang Anda inginkan?" pungkas Ma.
Pola kerja 996 sendiri kini tengah banyak ditentang oleh para pekerja di China. Pola kerja ini dinilai tak menguntungkan bagi para karyawan dan bahkan ada beberapa kasus di mana karyawan meninggal mendadak karena terlalu lelah dan stres bekerja.
Terkini Lainnya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?