Berpalingnya Singapore Airlines dari A380 dan Dampaknya bagi Airbus
- Maskapai Singapore Airlines mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang sewa pesawat Superjumbo Airbus A380 yang mulai dioperasikan sepuluh tahun lalu.
A380 yang dimaksud adalah pesawat gelombang pertama yang diproduksi Airbus dan dioperasikan oleh Singapore Airlines.
"Sewa A380 akan berakhir pada Oktober 2017 dan kami memutuskan untuk tidak memperpanjangnya," demikian keterangan resmi dari Singapore Airlines seperti dikutip KompasTekno dari situsnya, Jumat (16/9/2016).
Singapore Airlines saat ini mengoperasikan 19 pesawat A380. Lima pesawat pertama adalah pesawat pinjaman dengan jangka 10 tahun yang disewa dari DORIC Lease Corp. Satu dari lima pesawat itu akan dikembalikan. Nasib empat pesawat sisanya akan ditentukan belakangan.
"Rencana armada dan strategi mereka memang akan menggantinya dengan pesawat baru, pesawat produksi awal seringkali memiliki banyak kendala dan Singapore Airlines tidak ingin terjebak tidak bisa memasarkan kelima pesawat itu," ujar analis CAPA, Brendan Sobie kepada The Wall Street Journal.
Pesawat-pesawat jenis baru yang diproduksi lebih awal biasanya memang tidak diminati oleh maskapai. Sebab pesawat-pesawat tersebut seringkali memiliki masalah dari pabriknya karena menggunakan "cetak biru" yang baru.
Berpaling satu per satu
Singapore Airlines bukan satu-satunya maskapai yang memalingkan diri dari A380. Sebelumnya, maskapai tetangganya, Malaysia Airlines juga memutuskan untuk mengganti jet-jet A380 perusahaan dengan varian yang lebih kecil A350.
Daftar maskapai yang mulai berpaling dari A380 itu makin panjang. Pada awal tahun ini, Airbus mengatakan Air Austral (maskapai Perancis) membatalkan pesanan dua A380.
Sebelumnya, maskapai India, Kingfisher Airlines juga memesan A380 sebelum akhirnya bangkrut pada 2012 dan pembeliannya tidak terealisasi. Maskapai Rusia, Transaero juga meminati A380 sebelum ditutup tahun lalu.
Sementara pesanan A380 dari maskapai Jepang, Skymark Airlines Inc. harus dibatalkan karena ada masalah dalam hal pembayaran.
Dari sisi pemesanan yang sedang dikerjakan (backlog), muncul juga keragu-raguan. Virgin Atlantic Airways milik pengusaha Richard Branson sudah memesan enam A380 namun belum berencana menggunakannya.
Maskapai tersebut juga mengumumkan ingin membeli varian A350-1000 tahun ini.
Perusahaan sewa pesawat berbasis di Irlandia, Amedeo juga sudah memesan 20 pesawat, namun hingga kini masih belum bisa menemukan pelanggan yang mau mengoperasikannya.
Dampaknya bagi program A380 Airbus
Terkini Lainnya
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI
- Mau Dapat Cuan Lebih dari YouTube Shopping? Ini Syaratnya
- Microsoft Perbarui AI Copilot, Ada Fitur Kolaborasi Serupa Freeform
- iPhone 16 Enggak Selaku iPhone 15?