AC Inverter Lebih Hemat Listrik, Kok Bisa?

– Hunian di perkotaan terasa semakin panas dan membuat penghuninya kegerahan. Menggantungkan diri pada kipas angin konvensional kerap tak jadi solusi. Yang terjadi, tubuh malah sering diserang "masuk angin".
Jika sudah begitu, satu-satunya jalan keluar adalah memasang air conditioner (AC) di rumah. Tapi, bukan rahasia lagi, AC merupakan barang elektronik yang paling banyak memakan listrik ketimbang kulkas, mesin cuci, televisi, atau peralatan listrik lain. Lalu, adakah alternatif lain?
Pasokan listrik AC tinggi, salah satunya, diakibatkan kompresor AC yang bertugas mendinginkan ruangan langsung beroperasi dengan kemampuan penuh ketika dinyalakan. Begitu suhu ruangan yang diperlukan tercapai, AC otomatis mati.
Jika suhu kembali naik, AC akan menyala dan bekerja keras kembali untuk mengembalikan temperatur udara seperti sebelumnya. Proses ini terus berulang selama AC dioperasikan. Kompresor yang hidup-mati secara berulang-ulang akan memakan banyak daya sehingga tagihan listrik kerap membengkak tiap bulan.
Inverter
Mengatasi problema tersebut, teknologi inverter mulai dimanfaatkan untuk membuat AC lebih hemat listrik. Pada AC inverter, beban kerja kompresor lebih ringan karena AC tak perlu melalui proses on-off.
Ketika dinyalakan, kompresor AC inverter akan menyesuaikan suhu ruangan sesuai yang kita inginkan. Lalu ketika temperatur udara tercapai, kompresor mengurangi kecepatan pendinginan. Saat suhu naik lagi, kompresor mempercepat laju kerjanya.
Tak ada proses mematikan atau menyalakan seperti pada AC konvensional sehingga daya yang digunakan pun jadi lebih stabil. Rata-rata, pemakaian listrik AC inverter bisa lebih rendah hingga 50 persen ketimbang AC konvensional.

Biasanya, AC konvensional ukuran 1 PK membutuhkan daya lebih kurang 819 Watt. Sebagai perbandingan, AC inverter Daikin STKC25NV hanya butuh sekitar 540 Watt. Jika dihitung, penghematan biaya listrik rumah bisa mencapai 50 persen. (Baca: Catat... Biar Tak Ngeri Lihat Tagihan Listrik Cuma Gara-Gara AC).
Keuntungan lain dari teknologi inverter adalah suhu ruangan turut stabil. Hal ini berbeda dengan AC konvensional yang terlalu sering menyala dan mati secara otomatis sehingga perubahan suhu ruangan cukup ekstrem.
Satu waktu, ruangan terasa terlalu dingin seakan mencubit kulit. Lalu, beberapa jam kemudian udara tiba-tiba memanas membuat keringat bercucuran. Jika sudah begitu, bukan cuma boros listrik, kesehatan tubuh bisa terancam karena suhu terlalu sering naik-turun.
Pada AC inverter, kompresor responsif terhadap penurunan atau kenaikan suhu ruangan. Ketika suhu sedikit di atas rata-rata, kompresor sedikit menambah kecepatan pendingingan, begitu pula sebaliknya. Alhasil, suhu ruangan lebih terjaga. Nah, bagaimana menurut Anda?
Terkini Lainnya
- Apple Maps Kini Bisa Digunakan di Android, tapi Setengah Hati
- 9 Trik Bikin Ruang Penyimpanan iPhone Lebih Bersih Tanpa Hapus Foto dan Video
- Kenapa Celah Keamanan Disebut Bug atau Kutu? Begini Penjelasannya
- Oppo Gandeng Google Bikin Agentic AI, Bikin HP Makin Pintar
- Game "The Last of Us Complete" Dirilis untuk PS5, Versi Lengkap Part I dan II
- Fujifilm Instax Mini 41 Meluncur, Kamera Foto Instan Gaya Retro
- Apple, Microsoft, dkk Terbangkan Ribuan Komponen Laptop ke AS
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Harimau Biru di Sphere Las Vegas, Karya Gemilang Ilustrator Indonesia
- Microsoft Tutup Skype, Pelanggan Ini Tuntut Uangnya Dikembalikan
- Awas Klik File di WhatsApp Desktop Bisa Kena Malware, Update Sekarang!
- Pasar PC Global Tumbuh 9 Persen Awal 2025, Ini Penyebabnya
- AMD Rilis Ryzen 8000 HX, Chip Murah untuk Laptop Gaming
- Trump Bebaskan Tarif untuk Smartphone, Laptop, dan Elektronik dari China
- Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India ke AS